Sigit Pramono Kembali Menjadi Ketua Umum Perbanas

Sigit Pramono kembali terpilih menjadi Ketua Umum Perbanas, untuk periode 2012-2016, dan tercatat menjadi kali ketiga bankir senior tersebut menjadi juru bicara di organisasi yang menaungi bank-bank umum di Tanah Air ini. 

Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) kembali dipimpin oleh Sigit Pramono, setelah dalam Kongres ke-8 pada hari ini memperoleh 56 suara. Pemilihan sendiri dilakukan secara tertutup dimana setiap bank anggota Perbanas memiliki satu suara dan mengajukan calonnya.

Sigit Pramono ditahbiskan untuk kembali menjabat sebagai Ketua Umum Perbanas periode 2012-2016, memperpanjang masa jabatannya yang sudah diemban sejak tahun 2006, atau selama dua periode (2006-2009 dan 2009-2012).

Dinamika perbankan sangat luar biasa. Tantangan ke depan, organisasi seperti Perbanas ini akan menghadapi pergantian otoritas dari Bank Indonesia menjadi Otoritas Jasa Keuangan pada 2014 nanti, tutur Sigit, usai Kongres Perbanas di Jakarta, Kamis, 1 November 2012. Sementara itu tim formatur Perbanas yang akan menentukan kepengurusan organisasi tersebut, terdiri atas Sigit Pramono yang juga merupakan Komisaris PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Wakil Presiden Direktur PT Bank Permata Tbk Herwidayatmo, Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Riswinandi, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dan Direktur Kepatuhan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Randi Anto. Tim formatur merupakan para bankir yang memeroleh suara dalam Kongres Perbanas.

Jadi pengurus yang sekarang ini merupakan pengurus dari masa transisi tersebut. Kita juga sudah mulai menjalin dengan otoritas yang baru (OJK), tukas Sigit. Salah satu yang menjadi perhatian dan sumbangan Perbanas bagi perbankan nasional, lanjutnya, adalah dibuatnya rumusan usulan cetak biru perbankan nasional sebagai kontribusi pemikiran Perbanas untuk menyusun arah strategi sektor perbankan nasional yang berorientasi sedikitnya 20-30 tahun ke depan.

Diharapkan sektor keuangan Indonesia akan mempunyai daya tahan (resilience), kemampuan berkompetisi, serta daya dukung yang kuat terhadap perkembangan ekonomi Indonesia di masa mendatang, di tengah transformasi ekonomi dunia yang sedang berlangsung. (MajalahInfobank)