Akhir-akhir ini isu neolib atau neoliberalisme muncul kepermukaan, isu neolib/neoliberalisme ditujukan Buat Boediono sang Cawapres dari Partai Demokrat, Isu neoliberalisme menjadi sasaran empuk untuk menyerang pasangan calon presiden dan wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Pasangan tersebut dinilai cenderung menganut kebijakan ekonomi mahzab tersebut. Boediono dinilai berbagai pihak termasuk saya sendiri(kaya pengamat aja) melalui kebijakan kontroversialnya seperti Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), privatisasi perbankan dan penjualan Indosat yang yang didukung oleh Boediono pada saat ia menjadi Menko Perekonomian era Megawati, seharusnya megawati juga penganut mahzab neolib donk ? kemudian Boediono menerapkan paket consencus Washington yaitu menerapkan disiplin anggaran. Pengaruh yang jelas adalah pemangkasan subsidi dengan alasan untuk menjaga kesehatan APBN dan satu lagi bagian dari kebijakan Boediono adalah privatisasi dengan menjual saham kepemilikan pemerintah di BUMN. Sampai saat ini sudah 40 BUMN yang terjual untuk memperkuat anggaran APBN. Akibatnya walaupun 2008 ekonomi tumbuh mencapai 6% tetapi kesenjangan ekonomi semakin lebar dan daya kompetisi menurun.
Menurut buku yang saya baca kebijakan ekonomi neoliberalisme dicirikan oleh beberapa hal yaitu : pengutamaan stabilisasi ekonomi makro dibanding faktor ekonomi yang lain. Kedua, liberalisasi perdagangan & investasi dan privatisasi & penjualan aset-aset strategis.
Jatuhnya pesawat Hercules di Magetan baru-baru ini sebagai salah satu bukti korban ekonomi liberal. Pasalnya, dalam sistem tersebut negara tak harus membangun industri strategisnya, termasuk industri alutsista. “Dengan terbukanya perdagangan negara bisa membeli alutsista dari negara lain dan kita dibuat tidak bisa membangun industri stratgis, khan bisa beli dari negara lain,” pada dasarnya menurut hemat saya negara kita dari dulu adalah negara neoliberalisme. Bahasa awamnya atau bahasa bapak-bapak di Kedai Kopi neoliberalisme merupakan suatu kebijakan yang dapat memperkaya orang kaya dan membuat miskin orang miskin.
Terus Neo Liberalisme itu apa ? Neoliberalisme pada dasarnya adalah kelanjutan dari faham liberalisme yang pernah berkembang dan mengalami krisis pada tahun 1930-an. Inti faham Neoliberalisme ini adalah dilepaskannya hak istimewa atas modal dari berbagai tata aturan teritorial maupun nasional. Gejala ini kemudian melahirkan satu monster baru dalam skala global, yaitu kekuatan bisnis internasional.
Agenda utama neolibrelisme adalah globalisasi ekonomi, sebagai agenda tata dunia baru yang bertumpu pada kekuasaan modal dan pemilik modal. Dalam hal ini ada tiga agenda utama yaitu: (1) tataran tindakan, tata kekuasaan global yang bertumpu pada praktek bisnis raksasa lintas negara; (2) pelaku utamanya adalah perusahaan-perusahaan trans-nasional (Multinational Corporation, MNCs) ; dan (3) proses kultural ideologis yang dibawanya adalah konsumerisme.
Strategi dasar neoliberalisme adalah penyingkiran segenap rintangan yang menghambat pasar bebas, perlindungan hak milik intelektual, good governance, deregulasi pasar, dan penghapusan subsidi pelayanan publik.
Dalam prakteknya neolibral memberikan kebebasan kepada perusahaan swasta dari campur tangan pemerintah. Misalnya pemerintah tidak ikut campur tangan dalam urusan perburuan, investasi, harga, dan membiarkan mereka memiliki ruang untuk tumbuh dan berkembang mengatur dirinya sendiri. Negara kemudian menyediakan kawasan-kawasan pertumbuhan yang bersifat otonom dan memberikan perlakuan yang khusus atas pajak, bea masuk, dan investasi. Seperti kawasan NAFTA, AFTA, SIJORI (Singapura-Johor-Riau), BIMP-EAGA (Brunai-Indonesia-Malaysia-Philipines East Growt Triangle), Otorita Batam, Kawasan Ekonomi Khusus Batam, Bintan, Karimun. Praktek lainnya adalah penghentian subsidi pelayanan sosial karena selain dianggap bertentangan dengan prinsip neoliberal tentang campur tangan pemerintah, juga bertentangan dengan asas pasar dan persaingan bebas. Oleh karena itu, pemerintah kemudian melakukan swastanisasi semua perusahaan negara, sebab perusahaan negara dibuat untuk memberikan subsidi pada rakyat, dan itu dapat menghambat persaingan bebas
Sumber :
Makalah Saya sendiri pada saat Zamannya Kuliah
Buku Favorit Saya : Pembangunan: Pelajaran Apa yang Kita Peroleh ? Penerbit Insist Press Yogyakarta.
wah pertama!!
BalasHapushehee.
waduh.
pengen koment.
tapi apadaya.
ga ngerti politik.
huehehehe.
pokoknya nice post dah!! :D
wah kedua!!
BalasHapushehee.
waduh.
pengen koment.
tapi apadaya.
ga ngerti politik.
huehehehe.
pokoknya nice post dah!! :D
kekkekkekeekke...cuma ngopas ngomentnya yah...
he..he...nah makanya golongan Islam banyak yg ga setuju...iya yah, dr dulu Indonesia emang selalu beli dr negara lain...itu kan ciri liberalism...
BalasHapuswah masalah ini yang perlu lebih di cermati neh
BalasHapusnice artikle pokoke om
nice info..salam..
BalasHapusseharusnya Bang Eri jadi pengamat politik aja deh,....
BalasHapusUlasannya bagus bang,...
mungkin untuk sekarang klo neoliberal ditetapkn, indonesia psti kalah brsaing coz SDM kita masih belum mencukupi atau bnyk yg msh blh siap tuk brsaing. tapi tuk 10thn ke dpan mngkn bisa. bagus omm...
BalasHapusmungkin itu hanya sebuah kesalahan masa lalu
BalasHapusyang bisa saja di ungkit dengan sengaja
oleh calon lawan
mungkin saja
tetapi ada kemungkinan juga kesalahan tersebut terulang
kita tunggu saja dech siapa yang nanti jadi presidennya
hehehehehe
Gw...Ngasih AWARD BUAT BLOGMu..SOB!! Sebarkan ke yang lain, KEEP AND PUT MY LINK HERE
BalasHapusCek....Link INI...Keep This Friendship
BalasHapusuhuy,mantaabb bos artikel nya... bentar komen dulu baru lanjut baca... keep share
BalasHapusNeolib ya. kayaknya sistem ini selalu gagal deh, moga gak ada di indonesia :D
BalasHapusartikelnya keren neh :)
BalasHapus-liberal: Kebebasan tanpa campur tangan pemerintah sedikitpun.
BalasHapus-Neoliberal: campur tangan pemerintah haruslah sekecil mungkin.
Beda tipis =), para neolib pro pada pasar bebas sehingga bisa membiarkan kekayaan alam negara kita dihisap habis oleh pihak asing dengan dukungan Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia dan IMF.
Pasar uang Indonesia dan sistem perbankkan Indonesia (termasuk para pemodal), sebagian besar dikuasai oeh orang asing. Karena banyak ber-"Hutang" budi pada pihak asing, apapun yang dikatakan pihak asing harus diikuti,
Hasilnya kontrak-kontrak bisnis yang tidak adil dan tidak menguntungkan bangsa Indonesia.
Juga Defisit yang terjadi karena untuk membayar utang dan bukan membiayai pembangunan demi menyejahterakan rakyat.
Itu menyebabkan Indonesia jauh dari kemandirian ekonomi. Seharusnya sudah saatnya Indonesia menentukan nasibnya sendiri.
wah... makin panas aja ni suhu perpolotikan di Indonesia... di tempat saya masih adem ayem aja tuh... wakakaka.. emg Riau ga Indonesioa ya???? kata bg Eri-Comunikator sang empunya blog.. Riau ntar lagi Merfeka.... wakaka...
BalasHapuswah berarti yang kaya semakin kaya
BalasHapusdan yang miskin semakin miskin ya?
klo ga' salah sih
tambahin juga link yong atan lah bang
BalasHapusdari http://attayaya.com
wah makin hangat ajach nih duni perpolitikan indoneisa kia,oh yach maksih udah mampir, salam
BalasHapusWah postingannya keren ri, makin menukik. Nice posting sobat.
BalasHapusKurang begitu paham seh om masalah ekonomi ini dan itu... yang jelas paham neolib memang harus hilang dari system ekonomi kita.
BalasHapusDan sekarang isu neolib ini santer dipake buat menyerang salah satu calon pasangan capres & cawapres. Aku seh netral aja aahhh...yg penting pemimpin yg terpilih ntar konsekuen dengan apa yg diomongin.... bukan omdo (omong doang)
mantab..mantab...semoga eri bisa jadi salah satu pakar ekonomi yg membela rakyat dan bangsa Indonesia..Amin
BalasHapusSetelah bc aku lngsung garuk2 pala, meresapi tulisan bang eri yang d bhas tuntas... Gak ngerti politik and jrg update..
BalasHapusMas Eri meng dulunya mahasiswa teladan nih, hehehe. Perekonomian yg baik adlh dbngun dari yg terkecil dulu (mikro) untk mncapai yg lbh besar (makro), krna tdak ada makro klo mikronya blmmantabBBB. Maaf sok tau nih hehehe
BalasHapusWah berguna bgt nih artikel..jadi tahu apa itu neoliberalisme.
BalasHapusPartai Demokrat memiliki banyak suara dlm pemilihan legislatif, itu berarti jmlah pengikut nya banyak? Apakah ini yang Akan di pilih oleh Rakyat kita besok?
BalasHapusHmm..., aku kudu baca lagi deh pelan-2 biar gak salah ngerti. ^_^
BalasHapusGak mudheng aku bos ..
BalasHapusJalan terbaik adalah kembali kepada pancasila dan UUD 45...Yang paling dekat dengan itu adalah neo-sosialiasme (jangan lihat sosialisme sebagai kawan dekat komunisme!)...
BalasHapusMemang melihat calaon sekrang selain SBY, Megawati dan JK pun telah pernah ikut2 neolib, Tapi kudua pasangan itu yang ada kemungkinan untuk berubag besar karena dilihat dari wapresnya yang programnya serious ke ekonomi kerakyatan...
Mungkin kita harus berkaca pada Venezuela dan Bolivia dulu....
penjajahan dalam bentuk lain?
BalasHapusTolong selamatkan rakyat Indonesia yang makin miskin
BalasHapusTolong perkecil jurang kaya dengan miskin
Berbuat semampu kita untuk memberikan yg terbaik saja buat negeri ini,tanpa perduli siapa pemimpin dan bagaimana kondisi perpolitikan negeri ini. Referensi bagus nih mas..
BalasHapusselamat pagi om apa kbar lama tak berjumpa lewat dunia maya
BalasHapusijin pasang link om
jangan lupa pasang juga ya..
hi........
rumah baruku
ga ngerti nih bang, menuhin kolom komeng aja ya??
BalasHapuswah jadi takut nich pilpres nanti....
BalasHapusTapi katanya Boediono bukan murni neolib..
BalasHapusGak tau ah... Semoga aja perekonomian masyarakat kecil semakin mendapat perhatian dari siapapun presiden yang terpilih.
om link donk rumah baruku
BalasHapuspunya om dah aku link neh
jangan lupa ya om
Sebenarnya kita harus bnyak posotif thingking aja, jangan sering mengkritisi hal yang belum tentu kebenarannya....
BalasHapuscapres2 kt g tahunya msh cenderung fasik,,
BalasHapusngomong tp ngelakuin jg
nc post er,,
thx u
wah baru tahu saya,,>:)
BalasHapuscapres2 kt g tahunya msh cenderung fasik,,
BalasHapusngomong tp ngelakuin jg
nc post er,,
thx u
wah, budiono memang...
BalasHapustp bener gag itu boz?
NB : "saling komentar itu indah"
selamat sore kayu putih
BalasHapusPantesan..diriku tetep miskin...hiks.....
BalasHapusberarti dimasa kepemimpinan neoliberal nanti siap2 jualan aset negara ke negara lain dunk..., aku usulkan jual pulau bali ajah mas..., hehe
BalasHapustrs uangnya buat nyekolahin anak2 yg pinter2 biar jadi generasi pembangun bangsa nantinya. gimana?
semoga Allah menjadikan pemimpin atas kita adalah pemimpin2 yang benar2 bertanggung jawab dan takut akan-Nya.....
BalasHapussemoga Allah tidak menjadikan pemimpin2 yg buruk atas kita dikarenakan kebodohan kita akan hak-Nya...
ikut kontes wisata seo sadau gak sob
BalasHapuskudatang om
BalasHapusini juga ya om datangin
BalasHapusberkunjung malam dalam rangka penyegaran neh
BalasHapusKita seharusnya bisa melihat satu masalah dengan jernih,saya juga sangat tidak setuju waktu megawati jadi presiden,malah dia yang menjual aset negara seperti indosat,juga kapal tanker pertamina serta juga kita harus tetep ingat megawati juga menjual LNG ke china lebih murah dari harga pasar dalam negri kita coba anda bisa bayangkan,satu hal yang tak bisa di terima akal apapun alasannya,kita juga bisa menilai siapa pemimpin jujur dan tidak jujur pada rakyatnya,salam
BalasHapusmet siang semua.... blogwalking..... sambil kuliah... wakakaka....
BalasHapusbg.. selamat yah..... bg naik pangkat tuh..... di kasi Palang 3 ma Datuk Google
BalasHapusberkunjung mas eric... saya kurang taw banyak ttg politik neh patut dibaca2,,,,
BalasHapushhm yang paling afdhol memang pakai sistem ekonomi Islam yak mas, sayang orang islam (termasuk saya sendiri) banyak yang tidak mengerti tentang prinsip dan ekonomi Islam itu sendiri, musti banyak di edukasi lagi. Ayo Mas bahas juga tentang sistem perekonomian Islam yang saya yakin Pasti! Menyejahterakan...
BalasHapuswah, istilahnya rumit amat. sampai keseleo lidah nih. suka nyebutnya nobel gitu. he he he....apa kabar bro?
BalasHapuswah seneng deh dapat tamu kehormatan datang ke gubuk reot aku makasih om atas kedatangnnya
BalasHapussalam kompak selalu
sorry bro agak beda pendapat sedikit,
BalasHapusmenurut saya, masa orba sebelum campur tangan IMF, masih menerapkan ekonomi kerakyatan. saat itu hampir semua bidang kehidupan di subsidi, sehingga rakyat kecil (wong cilik) adem ayem dan bisa nyekolahin anaknya ke bangku kuliah, cari kerja gampang, BBM murah, sembako murah, pokoknya semua serba murah. bandingkan saya dulu kuliah di UI cuma mbayar Rp 180 ribu tanpa beasiswa, sekarang kuliah di UI mbayar 8 juta, udah pake keringanan. pertanyaannya, dengan ekonomi NEOLIB, anak-anak kita nanti bisa kuliah nggak? ini kekhawatiran saya paling besar.
belom apdet bro?
BalasHapusgo blogger indonesia. wisata seo sadau
BalasHapusyah... tergantung pilihan kita nanti tanggal 9..... jangan sampe salah pilih....
BalasHapusAda Award untuk kamu bro,...
BalasHapussalam..! numpang baca2 ya mas..!
BalasHapusjadi gmn nih nasib negara kita? apa nantinya aset kita ga dijual-jual lagi?
BalasHapusada award buat kamu, segera diambil ya...
BalasHapussore om wah tambah rame aja neh
BalasHapusLantas yg selain liberalisme dan metamorfosanya Ineo-liberalisme) itu ada yg lain ga?
BalasHapusMan, tanpa kita sadari kita semua adalah manusia liberal, atau paling tidak kita memiliki naluri liberal dan ada keinginan untuk hidup secara liberal.
Maslahnya adalah, liberalisme yg sebenanrya pembawaan alamiah manusia itu kemudian terkooptasi oleh ideologi dan kepentingan politik, dan bukan lagi semata-mata tentang kepentingan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.... Baca Selengkapnya
Dengan liberalisme yg proporsional, saya rasa negara ini bisa maju daripada menjadi negara sosialis.
jadi bingung lihat para politisi ituuu
BalasHapusga malu banget memutarbalikkan fakta tanpa malu...menuduh tapi juga melakukan..
mengatakan neolib tapi mega dulu juga mengangkat boediono jadi menteri sekarang omong kalau neolib ga bagus..
mo jadi apa bangsa ini kalau pemimpin berkelakuan seperti itu???
parahhhh..parahhh
udah rame neh...ikutan nimbrung aja deh
BalasHapusmalem mingguan kemana ri?
BalasHapuswhether the sad happening again
BalasHapussib tenan artikele,, berbobot,,sampai2 kaboten aku,,hehehe
BalasHapussetuju yang kaya makin kaya yang miskin tambah merana
BalasHapushuhuhuuh apakah ini efek dari neolib yang gak di ketahui apa maksudnya oleh rakyat negeri ini.
ah panggung sandiwara ini belum berakhir juga
bukan pesimis, siapa pun yg akan memimpin praktek pro neoliberalisme tetap exist...hutang banyak, cad.devisi minim.
BalasHapusKita berharap aja.. semoga 5 tahun mendatang dibawah duet SBY - Budiono keadaanya akan jauh lebih baik lagi ya...
BalasHapusKita tak boleh terlalu pesimis.. saya yakin kok gak mungkin dia bikin kebijakan yang bakal menyengsarakan negeri dan rakyatnya..
BalasHapusUrusan politik kadang susah ditebak.. apa itu benar atau cuma trik untuk menjatuhkan aja ya.. gak ngerti aku... mendingan ngeblog aja deh...
BalasHapusneolib atau aalib ah.. bikin bingung
BalasHapus