Dari Penjahit Menjadi Miliarder
Lebih dari 2.600 butik pakaian telah didirikan Zhou Chengjian di seluruh penjuru China. Kini, bisnisnya bahkan telah memasuki Taiwan dan Hong Kong. Hebatnya, Chengjian memulai usahanya dari nol sebagai seorang penjahit biasa.
Lebih dari 2.200 merek pakaian dan 3.000 desain baru setiap tahunnya
dijual di tokonya. Ekspansi yang terus digencarkan Chengjian pun semakin
menambah pundi-pundi kekayaannya. Forbes mencatat, nilai kekayaan
Chengjian mencapai USD2,6 miliar pada tahun ini dan menduduki peringkat
246 orang terkaya di dunia.
Tak aneh jika mantan penjahit ini didaulat sebagai miliarder
pendatang baru yang sukses dengan bisnis pakaiannya, Metersbonwe.
Chengjian selalu mengatakan bahwa lakukan bisnis besar dan galilah otak
untuk meraih keuntungan. Dia mengutarakan bahwa pemerintah telah
menawarkan berbagai sumber daya dan memberikan kesempatan bagi pengusaha
untuk mengeksplorasinya.
“Terpenting, memulai bisnis bukan urusan sepele, tetapi kita harus
mencari pasar yang lebih sulit dibandingkan menemui wali kota,”
paparnya.
Pada 1982, ketika Chengjian berusia 17 tahun, ia mendirikan butik
pakaian di kota kelahirannya, Zhejiang. Namun, tanpa dukungan modal yang
kuat, akhirnya toko tersebut gulung tikar.
Sedikit putus asa, pada 1986, dia pun bekerja pada sebuah perusahaan
menjadi seorang penjahit. Namun, kerja keras adalah prinsip yang selalu
dipegangnya. Sebagai penjahit, dia bekerja selama 16 jam per hari,
bahkan kadang-kadang lebih. Walaupun sebagai karyawan, dia tetap
mengutamakan inovasi dan kreativitas dalam bekerja. Ketika itu, dia
lebih rajin menjahit pakaian jas resmi.
Dia pun berani mengubah jas yang identik dengan panjang dan lebar
menjadi lebih ketat. Atas inovasi itu, Chengjian pun meraih kesuksesan
dan mendapatkan pujian dari sang bos. Terinspirasi dari prestasinya
sendiri, Chengjian pun berpikir untuk memulai bisnis baru. Dia ingin
melepaskan diri dari bos lamanya.
Dia menjahit pakaiannya sendiri dan menjualnya ke pasar-pasar.
Bahkan, dia pun menjual pakaian tersebut ke hotel-hotel tempat menginap
wisatawan. Dengan kerja keras tersebut, hingga pada akhir 1993, mimpi
Chengjian untuk memiliki bisnis dengan modal yang kuat terealisasi.
Pada 1994, Chengjian menginvestasikan 4 juta yuan untuk mendirikan
Metersbonwe, sebuah perusahaan garmen. Ketika itu dia menerapkan
strategi pasar dengan tidak menjual jas resmi. Namun, dia memilih
menjual pakaian olahraga karena belum memiliki banyak pesaing.
Chengjian pun lebih fokus pada produk pakaian kasual dibandingkan
formal. Dia mengatakan, harga pakaian tersebut memang cenderung lebih
murah. Namun, secara kuantitas jumlah penjualannya terus mengalami
peningkatan sehingga keuntunganpun semakin banyak. Kenapa berbisnis
pakaian? Chengjian menganggap bahwa pakaian selalu dibutuhkan orang dan
hampir tak ada rumah yang tidak memiliki pakaian.
Semua rumah pasti dihuni orang yang menggunakan pakaian. Jumlah
produk pakaian juga bisa dihitung dengan jumlah penduduk suatu negara
dan dikalikan dengan dua atau tiga.
“Populasi manusia pastinya makin bertambah, maka jumlah pakaiannya
juga akan bertambah,” paparnya. “Berikan saya 10.000 kesempatan untuk
berbisnis, saya tetap akan memilih bisnis pakaian,” cetusnya.
Prestasi yang telah diraih Chengjian pun diapresiasi oleh Pemerintah
China. Pada 2003, dia meraih penghargaan Tokoh Ekonomi China. Maklum,
dia merupakan pengusaha China pertama yang menerapkan prinsip virtual
operation dan model jaringan butik dalam industri pakaian.
Pada 2001, Chengjian menerapkan manajemen kualitas untuk mengenalkan
kualitas produk pakaian, desain, pengembangan pasar, dan informasi
pelayanan penjualan. Tak bisa disangkal, Metersbonwe pun menjadi salah
satu peritel pakaian kasual terbesar di China.
Hingga pada 2004, Metersbonwe pun diakui sebagai merek paling favorit
bagi generasi muda di China. Pada 2005, Metersbonwe kembali meraih
penghargaan merek terbaik. Chengjian berhasil memoles Metersbonwe
menjadi sebuah merek yang benar-benar menjadi kiblat konsumsi pakaian
oleh rakyat China. Bagi dia, loyalitas pelanggan dan memelihara reputasi
merupakan kunci sukses dalam bisnis pakaian.
Chengjian pun selalu merekrut sumber daya manusia
kelas satu untuk mendesain pakaian dan bekerja sama dalam tim. Bahkan, Chengjian selalu memotivasi anak buahnya untuk bekerja sama
dengan para perancang di Prancis, Italia, dan Hong Kong. Tak
mengherankan jika setiap tahun Metersbonwe mampu menghasilkan lebih dari
3.000 desain pakaian baru. Setiap tahunnya, Chengjian memproduksi lebih
dari 30 juta pakaian yang disebar ke seluruh China.
Menghadapi pasar global, dia pun mengaku siap untuk melakukan
ekspansi ke berbagai negara. Tentunya, dia siap bersaing dengan
merek-merek pakaian ternama yang telah mendunia lainnya. Hanya dalam
beberapa tahun setelah dirikan, aset Metersbonwe dari 1 juta yuan
meningkat menjadi puluhan juta yuan. Nama Chengjian pun selalu disebut sebagai fenomena baru dalam
industri pakaian di China. “Produksi akan menentukan sebuah mereka dan
meminjam jaring ikan untuk meraih pasar. Itulah strategi bisnis yang
dikembangkannya,” paparnya seperti dikutip dari wayenet.
Dalam bisnis, Chengjian selalu menganggap bahwa bisnis selalu penuh
dengan risiko. Namun, tegas dia, jika seorang pengusaha mampu mengelola
risiko menjadi sebuah peluang, keuntungan besar akan selalu diraih. Dia
selalu mengutip analogi bahwa seorang pengusaha harus seperti kura-kura
yang selalu berjalan lurus dan jangan meniru kelinci yang sering salah
mengambil jalan. Setiap pagi hari, Chengjian selalu berolahraga dengan
lari pagi.
Dia menganggap bahwa lari pagi merupakan aktivitas yang paling
menyenangkan selain bekerja. Dia menganggap bahwa dia selalu menemukan
hal baru ketika dia berlari dan bertemu dengan banyak orang. “Tapi ingat, jangan selalu mengambil rute yang sama,” paparnya. Bisa jadi Chengjian pun disebut banyak media di China sebagai orang
yang luar biasa dan tidak umum dibandingkan orang di usianya. Kenapa?
Tak bisa dimungkiri bahwa dia adalah orang yang sangat hiperaktif. Kini,
selain bisnis pakaian, Chengjian pun membuka bisnis penginapan. Dia
berniat membangun 1.000 penginapan di seluruh China.
Sisi lain Chengjian adalah dia tidak malu mengakui asal usulnya
sebagai anak seorang petani. Chengjian mengakui melalui masa kecilnya
dengan bahagia di perdesaan. Semasa belajar di sekolah dasar, dia sering
menjadi korban kekerasan dan perkelahian. Namun, dia mengaku selalu membalas ketika ada temannya yang memukul
dan selalu melawan jika ada orang yang menantangnya. “Walaupun demikian,
identitas saya adalah orang desa. Biarlah orang yang menilai. Saya
sering disebut anak kerdil. Dengan perjuangan hidup yang keras, saya
memiliki jati diri,” papar Chengjian.
Dia mengaku, sedari kecil telah beranggapan bahwa tidak akan maju
ketika tinggal di desa. Karena itu, dia memilih merantau ke kota.
“Ketika itu, saya ingin membuktikan kepada orang lain bahwa saya mampu
memberikan kebanggaan pada mereka,” ungkapnya kepada chinaretail.org.
Selanjutnya, Chengjian juga menganggap bahwa pekerjaan yang
dilakukannya selalu menyenangkan. Dia berpikir bahwa dirinya tidak akan
menemui kesulitan jika melakukan pekerjaan dengan rasa senang. “Walaupun
hasil pekerjaan tidak menyenangkan, kita harus bersikap tenang dan
senang,” paparnya (okezone)
11 komentar:
wah kisah sukses yang insppiratif...
kita mesti hidup tenang dan senang
Ambillah nafas dalam-dalam dan perlahan.
fokuis dan konsentrasi
teruslah belajar...
kit aharus bersikap tenang dab senabg...
berikan saya 10.000 kesempatan untuk berbisnis saya akan tetep memilih bisnis pakaian...mantap sebuah keaykinan
sukses hanya untuk mereka yang tidak menyerah,,,
wah patut di conto nie perjuangan nya..
salam kenal..
teruslah terus belajar
wah.. kisah yg menarik..
menginspirasi.. ^^
Posting Komentar
Berikan Komentar terbaik anda, lebih dari satu komen no problem,sekarang zamannya bebas berekspresi.