Pesta Demokrasi di Indonesia sedang berlangsung,kini sudah memasuki masa kampanye. Puncaknya nanti 9 April dan Puncaknya lagi pada sat pemilihan Presiden.
Berbagai persiapan pemilu hingga pelaksanaanya,tidak lepas dari money. Berapa Rupiah yang digelontorkan hanya untuk sebuah pesta Demokrasi, tentunya akan lebih baik dan bijak jika uang ini digunakan untuk kesejahteraan rakyat, seperti janji-janji para caleg.
Menurut data KPU,biiaya pelaksanaan Pemilu legislatif dan presiden mencapai Rp21,8triliun, meroket tajam bila dibandingkan pemilu 2004 yang hanya Rp2,3triliun.
Sekedar bermatematika nih,matematika pemilu, ada 15.750 kursi di DPRD Kab dan Kota di Indonesia yang diperebutkan oleh 41 partai, setiap partai minimal mempunyai 8 jagoan caleg mereka dan katakanlah rata-rata setiap caleg mengeluarkan uang Rp.200juta (biaya dari proses pencalonan hingga kampanye), tidak berhenti disitu untuk kursi DPRD Provinsi kursi yang diperebutkan 1998 di 33 Provinsi katakan jika setiap caleg kita pukul rata mengeluarkan biaya untuk tiket kegedung DPRD Rp.300juta,maka akan kita peroleh Rp4.8triliun sebanding dengan APBD Provinsi Riau setahun yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur, membayar gaji aparat pemerintahan,untuk kesejahteraan rakyat dan mungkin juga untuk dikorupsi (he...he..). Lanjut lagi untuk kursi di Senayan yang 560 kursi untuk DPR RI dan 132 kursi untuk DPD dan juga tentunya kursi empuk di RI 1. wahh. wahh. subhanallah tentunya semua jumlah uang yang beredar di ajang pesta demokrasi ini bisa kita pastikan puluhan triliun ataupun ratusan triliun.
Kemana dana-dana itu bergentayangan ? Uang itu tentunya dapat menggerakkan ekonomi dan jumlahnya jauh dari paket stimulus pemerintah yang sebagian besar berupa pengurangan pajak. Dana-dana itu diperkirakan akan mengecil ataupun jumlahnya akan lebih besar itu hanya sekedar hitung-hitungan kasar terlebih saat ini pasar modal sedang sepi karena sebagian besar politisi mengandalkan pasar modal untuk membiayai mesin politiknya.
Bagaimana nantinya jika caleg tersebut tidak terpilih..ha..ha..tentunya bakalan stress,makanya sekarang pihak Rumah Sakit Jiwa sudah menyediakan kamar ekstra dan ada VIP nya buat caleg yang stress, tentu kita masih ingat dengan calon Bupati Ponorogo yang gagal dan mempunyai utang 4milyar dan sekarang sudah menjadi stres berkeliaran dengan menggunakan celana dalam,kenapa tidak bergabung menjadi kolor ijo saja pak calon bupati yang stress.
Terus bagaimana dengan caleg yang berhasil menjadi wakil rakyat ? meminjam istilah Mas Eko B. Supriyanto dari majalah infobank yang mengatakan para caleg yang berhasil akan engeluarkan jurus andalan 212, 212 ? 2 Tahun pertama mengembalikan uang pengeluaran kampanye, 1 tahun menjadi wakil rakyat yang jujur dan amanah, dan 2 tahun terakhir digunakan untuk mobilisasi dana untuk kampanye berikutnya.
Terlepas dari hal diatas, tentunya bakalan terjadi tumpahan dana di masyarakat, ekonomi dapat bergerak, setidaknya rakyat kecil mendapat dana yang mengalir .
Hal ini semuanya kesempatan bagi Kalangan perbankan, dana-dana bisa masuk bank,dan para caleg-caleg meminjam sejumlah uang dibank (ini pengalaman pribadi yang saya lihat didepan mata),para caleg menjaminkan rumah,mobilnya,tanah dan harta lainnya, tapi bagi perbankan juga ekstra hati-hati, harus diperhitungkan resikonya kedepan jika caleg tersebut gagal tentunya tingkat pengembalian utangnya kita ragukan berarti dia tidak menjadi wakil rakyat digedung DPR/D dan tidak berpenghasilan tetap sehingga akan menghasilkan kredit bermasalah.
Bank juga harus bersikap ekstra hati-hati karena dana kampanye parpol maupun caleg ditempatkan dibank, tentunya kita dikalangan perbankan tidak mau kecolongan dengan dana tersebut siapa tahu dana dari Money Loundring, ataupun dana haram lainnya mungkin dari luar negeri ataupun dari bisnis haram yang tidak jelas. Untuk itu prinsip Know Your Customer (KYC) harus kita terapkan.
Terimakasih buat mas Eko B. Supriyanto di Majalah Infobank yang menulis dikolom perspektif (artikelnya bermanfaat bagi pengetahuan perbankan saya yang masih awam)
Terimakasih juga buat senior-senior dan teman-teman di Bank Riau terutama Kakanda Fivian Heldi
Dan juga buat seseorang yang sekarang lagi berjuang dan berkampanye keliling Riau,untuk sebuah misi yang mulia tetap semangat perjuangan masih panjang.
Berbagai persiapan pemilu hingga pelaksanaanya,tidak lepas dari money. Berapa Rupiah yang digelontorkan hanya untuk sebuah pesta Demokrasi, tentunya akan lebih baik dan bijak jika uang ini digunakan untuk kesejahteraan rakyat, seperti janji-janji para caleg.
Menurut data KPU,biiaya pelaksanaan Pemilu legislatif dan presiden mencapai Rp21,8triliun, meroket tajam bila dibandingkan pemilu 2004 yang hanya Rp2,3triliun.
Sekedar bermatematika nih,matematika pemilu, ada 15.750 kursi di DPRD Kab dan Kota di Indonesia yang diperebutkan oleh 41 partai, setiap partai minimal mempunyai 8 jagoan caleg mereka dan katakanlah rata-rata setiap caleg mengeluarkan uang Rp.200juta (biaya dari proses pencalonan hingga kampanye), tidak berhenti disitu untuk kursi DPRD Provinsi kursi yang diperebutkan 1998 di 33 Provinsi katakan jika setiap caleg kita pukul rata mengeluarkan biaya untuk tiket kegedung DPRD Rp.300juta,maka akan kita peroleh Rp4.8triliun sebanding dengan APBD Provinsi Riau setahun yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur, membayar gaji aparat pemerintahan,untuk kesejahteraan rakyat dan mungkin juga untuk dikorupsi (he...he..). Lanjut lagi untuk kursi di Senayan yang 560 kursi untuk DPR RI dan 132 kursi untuk DPD dan juga tentunya kursi empuk di RI 1. wahh. wahh. subhanallah tentunya semua jumlah uang yang beredar di ajang pesta demokrasi ini bisa kita pastikan puluhan triliun ataupun ratusan triliun.
Kemana dana-dana itu bergentayangan ? Uang itu tentunya dapat menggerakkan ekonomi dan jumlahnya jauh dari paket stimulus pemerintah yang sebagian besar berupa pengurangan pajak. Dana-dana itu diperkirakan akan mengecil ataupun jumlahnya akan lebih besar itu hanya sekedar hitung-hitungan kasar terlebih saat ini pasar modal sedang sepi karena sebagian besar politisi mengandalkan pasar modal untuk membiayai mesin politiknya.
Bagaimana nantinya jika caleg tersebut tidak terpilih..ha..ha..tentunya bakalan stress,makanya sekarang pihak Rumah Sakit Jiwa sudah menyediakan kamar ekstra dan ada VIP nya buat caleg yang stress, tentu kita masih ingat dengan calon Bupati Ponorogo yang gagal dan mempunyai utang 4milyar dan sekarang sudah menjadi stres berkeliaran dengan menggunakan celana dalam,kenapa tidak bergabung menjadi kolor ijo saja pak calon bupati yang stress.
Terus bagaimana dengan caleg yang berhasil menjadi wakil rakyat ? meminjam istilah Mas Eko B. Supriyanto dari majalah infobank yang mengatakan para caleg yang berhasil akan engeluarkan jurus andalan 212, 212 ? 2 Tahun pertama mengembalikan uang pengeluaran kampanye, 1 tahun menjadi wakil rakyat yang jujur dan amanah, dan 2 tahun terakhir digunakan untuk mobilisasi dana untuk kampanye berikutnya.
Terlepas dari hal diatas, tentunya bakalan terjadi tumpahan dana di masyarakat, ekonomi dapat bergerak, setidaknya rakyat kecil mendapat dana yang mengalir .
Hal ini semuanya kesempatan bagi Kalangan perbankan, dana-dana bisa masuk bank,dan para caleg-caleg meminjam sejumlah uang dibank (ini pengalaman pribadi yang saya lihat didepan mata),para caleg menjaminkan rumah,mobilnya,tanah dan harta lainnya, tapi bagi perbankan juga ekstra hati-hati, harus diperhitungkan resikonya kedepan jika caleg tersebut gagal tentunya tingkat pengembalian utangnya kita ragukan berarti dia tidak menjadi wakil rakyat digedung DPR/D dan tidak berpenghasilan tetap sehingga akan menghasilkan kredit bermasalah.
Bank juga harus bersikap ekstra hati-hati karena dana kampanye parpol maupun caleg ditempatkan dibank, tentunya kita dikalangan perbankan tidak mau kecolongan dengan dana tersebut siapa tahu dana dari Money Loundring, ataupun dana haram lainnya mungkin dari luar negeri ataupun dari bisnis haram yang tidak jelas. Untuk itu prinsip Know Your Customer (KYC) harus kita terapkan.
Terimakasih buat mas Eko B. Supriyanto di Majalah Infobank yang menulis dikolom perspektif (artikelnya bermanfaat bagi pengetahuan perbankan saya yang masih awam)
Terimakasih juga buat senior-senior dan teman-teman di Bank Riau terutama Kakanda Fivian Heldi
Dan juga buat seseorang yang sekarang lagi berjuang dan berkampanye keliling Riau,untuk sebuah misi yang mulia tetap semangat perjuangan masih panjang.
18 komentar:
Sayang uang sebanyak itu sia-sia...padahal byk yg memerlukan bantuan,seperti bencana alam yg sering terjadi
seandainya uang sebanyak itu digunakan untuk membantu rakyat yang kekurangan, merka gakkan perlu lagi cuap-cuap mengobral janji...
Tanpa itu rakyat sudah bersimpati....
binung neh mo milih sapa...
milih blogger2 aja yah.. :D
mudah2an uang yg banyak itu tidak disalahgunakan... soalnya uang rakyat...
Pemborosan....dari dulu sampe sekarang pemilu tapi ga ada perubahan malah tambah bobrok nich negara
Sebenarnya mending buat lapangan pekerjaan ya bro uang segitu banyak, pejabat sekarang kebanyakan mentingin perut sendiri, semua sistem pemerintahan harus di perbaiki kinerja moralnya, indonesia sebenarnya kaya akan SDA dan SDM, tinggal perhatian pemerintahnya ama rakyatnya, banyak orang pinter di negri ini lari keluar negri karena mereka merasa lebih di hargai diluar sana, di banding pemerintah kita sendiri, tapi ya begitulah proses pendewasaan negri kita ini, semoga kedepanya lebih baik. Amin...
Kau tak dapat bagian ri dari triliunan itu,makanya kau nulis kayak gini...he..he...makanya gabung dengan aku
PENGUMUMAN
PASERA(pasar seni rakyat
semalam di Kuansing
menghadirkan RAndai dan Rarak godang berserta kuliner Kuansing
yang Insyallah akan di adakan:
Tanggal 28 maret 2009
Pukul 19.00 wib
Tempat Taman Budaya.PEKANBARU
Rupanya segala dimensi kehidupan kena imbas kampanye ..
:D
Yah, paling nggak kita bisa tau ternyata orang-orang itu banyak banget ya duitnya ...
Hmm..
Hello,
Ada penyadaran masyarakat (cause) di facebook " "Awasi Pelaksanaan Pemilu".
Gerakan ini, bahkan mengajak mereka yang berpikir untuk Golput agar turut berusaha mensukseskan pemilu.
Cause ini didasarkan pada tulisan " Jadi Saksi Pemilu, Yuk?"
Ajak semua sahabat berpartisipasi...
Salam,
D-
Kok kenaikan biaya drastis banget begitu ya? sekian ratus persen naiknya, apa nggak ada yang mengkaji ?
kritik dan kritis terus
Gw sebenarnya udah pusing kalo ikutan mikirin yang namanya urusan pemilu dan gw bener-bener bingung kalo suruh milih caleg karena gak ada yang bisa jamin apakah dia orang jujur, amanah atau justru sebaliknya karena pada prinsipnya orang-orang dijaman sekaran hanya mencari popularitas, uang, jabatan, dan wanita kayak gw juga kali he..he..he pokoknya gw pusing lebih baik liat aja nanti pada waktu pemilu biar kata hati gw aja kalo memilih.
Sayang uang sebanyak itu sia-sia...padahal byk yg memerlukan bantuan,seperti bencana alam yg sering terjadi. mudah2an uangnya gak diselewengkan ya..
kasihan rakyat :(
banyak juga..
kayak gini nih yang katanya pesta demokrasi atau pesta rkyat..
hehhee.. :D
Uang sebanyak itu buat bayar utang indonesia aja,,Percuma ada pemilu n jadi wakil rakyat tapi utang luar negeri gak kelar2..huh
Uang triyunan di buang percuma,sedang rakyat sendiri masih banyak yang kelaparan,kesusahan,sengsara,miskin,sakit,bencana,dll.gangsa kita memang bangsa yang sangat menyukai kesenangan sesaat saja,tanpa memikirkan jangka panjang,salam
mungkin pembengkakan dana pemilu itu ngga mikir sama rakyat di bawah yang sedang sengsara jadi penggunaanya se enaknya aj.
Posting Komentar
Berikan Komentar terbaik anda, lebih dari satu komen no problem,sekarang zamannya bebas berekspresi.