26 Desember 2010

Kementrian Lingkungan Hidup dan Bank Indonesia Dorong Praktek Green Banking

Gubernur BI (Bank Indonesia) Darmin Nasution dan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta menandatangani Kesepakatan Bersama mengenai Koordinasi Peningkatan Peran Perbankan dalam rangka Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pada 17 Desember 2010 di Jakarta. Kesepakatan yang akan berlaku selama 3 tahun, dilatarbelakangi oleh meningkatnya kesadaran dunia untuk menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan pada berbagai industri, termasuk industri perbankan. Ruang lingkup koordinasi meliputi antara lain penyiapan perangkat hukum, penyediaan informasi, penyelenggaraan edukasi dan sosialisasi, serta penelitian bersama.

"Prinsip sustainable development memastikan bahwa pembangunan harus seimbang antara perekonomian, kehidupan sosial, serta pelestarian lingkungan hidup (profit, people, planet). Kesepakatan mengenai 'Green Banking' ini sejalan dengan keputusan strategis pertemuan internasional Perubahan Iklim di Cancun, Meksiko minggu lalu tentang pembentukan "green climate fund". Dalam konteks ini lembaga keuangan perbankan menjadi salah satu pilar penting dalam mainstream pembangunan berkelanjutan.

Pemerintah melalui Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengakomodasi instrumen ekonomi lingkungan agar menjadi pertimbangan dalam konteks ekonomi. Saat ini sedang disiapkan Rancangan Peraturan Pemerintahnya. "Salah satu instrumen tersebut berkaitan dengan Sistem Lembaga Keuangan yang ramah lingkungan", sambung Hatta.

Sementara itu Darmin Nasution dalam sambutannya mengatakan bahwa Praktek Green Banking ini merupakan bentuk kontribusi aktif perbankan pada upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. "Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan juga sudah melakukan langkah strategis ke depan terkait isu lingkungan hidup. Kebijakan Green Banking yang segera akan diluncurkan sebagai Peraturan Bank Indonesia akan memastikan bank sebagai lembaga pembiayaan mempertimbangkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan juga kemampuan dalam mengelola risiko kredit yang berdampak pada lingkungan hidup", tambah Darmin.

24 Desember 2010

Bank Indonesia (BI) meluncurkan Inisiatif BPD Regional Champion (BRC)

Dalam rangka penguatan struktur perbankan, Bank Indonesia (BI) meluncurkan Inisiatif BPD Regional Champion (BRC) pada tanggal 21 Desember 2010 di Jakarta. Peluncuran BRC ditandai dengan penandatanganan komitmen oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama dari 26 BPD seluruh Indonesia yang didukung oleh Gubernur Provinsi dan Ketua DPRD Tingkat I sebagai pemegang saham utama BPD di masing-masing daerah dan disaksikan oleh Wakil Presiden Boediono dan Gubernur BI Darmin Nasution. BRC terdiri atas 3 Pilar Utama yaitu (1) menjaga dan meningkatkan ketahanan perbankan (2) peran sebagai agent of regional development dan (3) peningkatan kemampuan melayani masyarakat khususnya di daerah.

Darmin Nasution dalam sambutannya mengatakan bahwa berdasarkan angka statistik perbankan Indonesia, selama kurang lebih 5 (lima) tahun terakhir, pangsa BPD terhadap total Perbankan Indonesia menunjukan peningkatan. Dalam periode Desember 2005 hingga Oktober 2010, pangsa aset BPD meningkat dari 7,2% menjadi 8,9%, pangsa DPK meningkat dari 7,6% menjadi 9,4%, demikian pula pangsa kredit meningkat dari 6,5% menjadi 8,5%, sedangkan share jumlah kantor turun dari 13,4% menjadi 10,4%. Menurut Darmin peluang peningkatan yang lebih besar masih terbuka lebar, tentu pencapaiannya memerlukan kesungguhan dan kerja keras memanfaatkan seluruh potensi yang kita miliki.

Dalam kerangka itu, BI akan lebih mengefektifkan peran Kantor Bank Indonesia (KBI) di setiap daerah untuk bersama dengan pemangku kepentingan memperkuat dan meningkatkan peran BPD. “Penguatan BPD bersama dengan program pemantauan inflasi daerah serta pengembangan kluster ekonomi potensial daerah yang bersinergi satu sama lainnya ditujukan untuk kepentingan kemajuan perekonomian daerah,” sambung Darmin. Inisiatif BPD ini merupakan salah satu dari pelaksanaan Revisi Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang ditujukan untuk memperkuat struktur perbankan nasional sebagai bagian menjaga kestabilan sistem keuangan Indonesia. Darmin menguraikan lebih jauh mengenai Pilar Inisiatif BPD Regional Champion sebagai berikut :

  • Untuk mewujudkan Pilar 1, ketahanan kelembagaan yang kuat, BPD berkomitmen untuk meningkatkan permodalan, meningkatkan efisiensi guna mencapai tingkat profitabilitas yang memadai didukung sehingga dapat memberikan kredit dengan suku bunga yang kompetitif kepada masyarakat.
  • Dalam perannya sebagai Agent of Regional Development yang merupakan Pilar ke-2 BPD menargetkan porsi yang lebih besar untuk kredit pada sektor-sektor produktif dan meningkatkan fungsi intermediasi khususnya UMKM melalui kerjasama dengan BPR baik melalui linkage program maupun menjadi APEX bank.
  • Sebagai bentuk peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat sebagai Pilar ke-3, BPD akan memiliki program standarisasi dan peningkatan kualitas SDM yang ditunjang perluasan jaringan kantor untuk mendukung terwujudnya sistem keuangan yang inklusif (financial inclusion) dengan meningkatkan akses seluas luasnya kemasyarakat setempat melaluji pencipataan produk dan jasa yang semakin variatif dan unggul.

BI telah membentuk kelompok kerja (Pokja) BRC yang beranggotakan pejabat dari BI, Asbanda dan BPD yang telah merumuskan beberapa indikator keberhasilan penerapan BRC dan akan melakukan monitoring serta dalam pelaksanaannya senantiasa mencarikan solusi bersama untuk kemajuan BPD.

Dengan demikian diharapkan BPD menjadi garda terdepan pembangunan ekonomi daerah untuk mendukung program Pemerintah menciptakan lapangan kerja sehingga dapat menigkatkan taraf hidup masyarakat daerah yang secara kolektif akan menurunkan tingkat kemiskinan secara nasional dan meningkatkan kesejahteraaan bangsa.


Sumber : Bank Indonesia

PENGUMUMAN PENUTUPAN BUKU TAHUN ANGGARAN BANK INDONESIA 2010

Sehubungan dengan Penutupan Buku Tahun Anggaran Bank Indonesia 2010, dengan ini kami informasikan beberapa kegiatan di Sistem Pembayaran Tunai dan Non-tunai sebagai berikut :

  1. Kegiatan Sistem Pembayaran Non-Tunai :

    Kegiatan operasional Sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement), BI-SSSS (Scripless Securities Settlement System) dan SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia).

    1. Tanggal 22, 23, 27, 28, 29 dan 30 Desember 2010 jam operasional BI-RTGS, BI-SSSS dan SKNBI sesuai jadwal yang berlaku (normal).
    2. Hari Jum’at, tanggal 31 Desember 2010 jam operasional BI-RTGS dan BI-SSSS diatur sbb :
      1. RTGS Central Computer (RCC) Open: pukul 06.30 WIB.
      2. Cut Off Warning : pukul 18.00 WIB.
      3. Pre Cut Off : pukul 19.00 WIB.
      4. Cut Off BI-SSSS : pukul 19.30 WIB.
      5. Cut Off BI-RTGS : pukul 20.00 WIB.
    3. Hari Jum’at, tanggal 31 Desember 2010, kegiatan kliring diatur sebagai berikut :
      1. Kliring Kredit siklus 1 diadakan sesuai jadwal yang berlaku, sedangkan Kliring Kredit siklus II ditiadakan;
      2. Kliring Debet ditiadakan; kecuali Kliring Pengembalian (H+1) diadakan sesuai jadwal yang berlaku;
      3. Penyediaan pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Kredit diadakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku (normal);
      4. Penyediaan pendanaan awal (prefund) bagi Kliring Debet ditiadakan.
    4. Hari Senin, tanggal 3 Januari 2011 jam operasional Sistem BI-RTGS dan BI-SSSS sesuai dengan jadwal yang berlaku (normal), sedangkan kegiatan kliring diatur sebagai berikut :
      1. Kliring Kredit siklus I dan Kliring Kredit siklus II diadakan sesuai jadwal yang berlaku (normal);
      2. Kliring Debet diadakan sesuai jadwal yang berlaku, kecuali Kliring Pengembalian (H+1) ditiadakan;
      3. Mekanisme penyediaan pendanaan awal (prefund) bagi Kliring Debet dan Kliring Kredit diadakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku (normal).
  2. Kegiatan Sistem Pembayaran Tunai.
    1. Hari Jum’at, tanggal 31 Desember 2010, Kegiatan layanan kas kepada pihak eksternal ditiadakan.
    2. Hari Senin, tanggal 3 Januari 2011, seluruh kegiatan layanan kas kepada pihak eksternal berlaku normal.

Jakarta, 22 Desember 2010
Direktorat Perencanaan Strategis
dan Hubungan Masyarakat

Dyah N.K. Makhijani
Direktur

20 Desember 2010

SEHAT SUTARDJA, WNI YANG SUKSES DI AMERIKA

SEHAT SUTARDJA
Pria kelahiran Jakarta , 49 tahun silam. Nama ini mungkin terdengar asing dan tidak familiar di Tanah Air. Tapi di Amerika Serikat, Sehat adalah cerita sukses perjuangan seorang imigran yang tetap mengagungkan ilmu untuk meraih sukses. Sadar menjadi cerdas di Indonesia tak bakalan dihargai oleh negara , ia hijrah ke AS saat usianya masih 19 tahun.

Ia pun memilih tinggal dan menjadi warga AS. Siapa sangka, Sehat kini termasuk salah satu orang terkaya di negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS). Bersama kakaknya, Pantas Sutardja, Sehat mendirikan Marvell Technology Group, perusahaan yang terdaftar dan go public di indeks bursa Nasdaq New York Stock Exchange.

Namanya tercantum dalam majalah Forbes dengan kekayaan bersih 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp. 10 triliun ( kurs Rp. 10 ribu per dolar AS . Ia masuk dalam kategori Exclusive Billioners Club untuk pertama kalinya di tahun 2007. Perjuangan Sehat bersama tiga orang teman menembus industri semikonduktor di AS bisa menginspirasi ketika seseorang yang bukan siapa-siapa menjadi apa-apa. Kini Marvell, perusahaan yang dibentuknya tahun 1995, berkibar sebagai perusahaan yang paling dipercaya publik tahun 2005. Hanya dalam waktu 10 tahun!

Bukan cuma itu, Marvell tercatat sebagai one of the best managed company in America dan menjadi kampium di semi-conductor company top ten list. Semuanya bergengsi karena yang memilihnya adalah majalah Forbes, majalah referensi utama ekonomi dunia.

Kisah Sehat dimulai saat ia kelas enam sekolah dasar di Jakarta sekitar tahun 1970-an. Ia baru menyadari ketertarikannya pada bidang elektronik ( komputer belum populer saat itu). Ia menyampaikan kepada orangtuanya bahwa ia bakal berkarir di bidang elektronik. Orangtuannya heran. Maklumlah, tahun 1970-an, karier di bidang elektronik berarti menjadi tukang reparasi radio, dan syukur-syukur TV yang masih jarang waktu itu. Sang bapak dan Ibu ingin Sehat menjadi dokter.

Sehat kecil sudah bermimpi menciptakan hal-hal hebat yang muncul dari elektronik. Dia mulai gandrung dengan elektronika saat tanpa sengaja menemukan buku fisika milik saudaranya yang membahas soal listrik, rangkaian, kapasitor, resistor dan sebagainya. 30 tahun setelah itu, ia bukan saja mewujudkan mimpinya. Ia bahkan membuat bangga Indonesia meski tak lagi menjadi WNI. Tamat SMA di Kolese Kanisius, Jakarta,Sehat yang memiliki otak cerdas berpikir sekolah di Indonesia belum menghargai ilmu.

Bermodalkan semangat, ia melamar di University of California,Berkeley , AS. Diterima di universitas bergengsi tak berarti jalan hidup Sehat lurus-lurus saja. Pada 1995,Sehat berpikir bahwa bila ingin sukses ia harus memiliki perusahaan sendiri. Maka, bersama Pantas, dan istrinya, Weili Dai, mereka mengumpulkan duit lalu mendirikan perusahaan IT, Marvell Group. Tahun-tahun awal dilalui dengan sukses berat. Mereka bekerja tak kenal waktu siang dan malam demi kesempurnaan produknya.

Mereka bahkan tidak menggaji diri mereka sendiri dan hidup dalam kesederhanaan. Jarang sekali mereka bertemu dengan keluarga. Bahkan saat produk pertama mereka muncul di pasaran, mereka masih harus berjuang keras meyakinkan pembeli untuk membeli produk mereka tersebut. “Saat itu kami sangat-sangat kecil, terlalu berisiko,” kenang Sehat. “Saat itu sangat berat untuk kami. Kami rasa saat itu kami beruntung mendapatkan pelanggan, namun kami berhasil menciptakan produk yang tak dapat dilakukan oleh pesaing kami. Setelah tiga atau empat tahun berjalan, kami mendapatkan satu pelanggan. Tahun berikutnya kami mendapatkan pelanggan lainnya.”

Akhirnya mereka berhasil. Tahun 2003, Ernst & Young menganugerahi Sehat dan istrinya sebagai Entrepreneur of the Year atas kegigihan mereka dalam inovasi, kepemimpinan teknologi, dan kesuksesan bisnis. Marvell bermarkas di Sunnyvale, AS. Hanya butuh waktu 10 tahun untuk membesarkan Marvell.

Siapa yang mengira hanya dalam tempo 10 tahun, Sehat kini memimpin Marvell yang memiliki 1.800 pegawai dan menjelma menjadi perusahaan berharga miliaran dolar AS. Berdasarkan kesuksesan dan pengalamannya, Sehat memberikan nasihat kepada para mahasiswanyam “Belajarlah sebanyak mungkin, tentang software, biologi, fisika lanjutan, semua hal. Mengetahui satu jenis pengetahuan saja tidaklah cukup. Banyak orang berhenti belajar ketika mereka ingin menjadi seorang pengusaha. Itu adalah kesalahan terbesar yang ada.”

18 Desember 2010

Belajar Main Saham dan Investasi di Pasar Modal

Anda perlu tahu bahwa di masa sekarang ini, belajar main saham adalah hal yang wajib hukumnya. Alasannya simple saja, Anda pasti telah mengetahui bahwa deposito dan instrumen perbankan lainnya hanya memberikan imbal hasil (interest) yang amatlah minim.  Jika Anda berharap mendapatkan passive income yang lumayan, tidak mungkin rasanya apabila Anda hanya mengandalkan instrumen investasi jenis deposito maupun tabungan.

Sesungguhnya, investasi dapat dilakukan ke dalam berbagai instrumen. Investasi saham hanyalah salah satu dari sekian banyak jenis investasi yang ada. Anda pasti tahu instrumen investasi yang tergolong terkenal di mata awam seperti deposito, emas, dan juga properti. Akan tetapi, dengan belajar main saham, Anda akan menjumpai berbagai macam keuntungan yang tidak akan Anda peroleh di instrumen investasi yang lainnya.

Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Sesungguhnya, main saham atau lebih tepat disebut investasi saham tidaklah sesulit yang dibayangkan publik. Pergerakan harga saham sendiri dapat ditelaah lebih lanjut. Ada dua jenis pendekatan yang wajib Anda kuasai jika Anda ingin berhasil dalam investasi saham Anda.

Pertama adalah dengan cara melihat latar belakang, karakteristik, serta nilai – nilai perusahaan itu sendiri yang lebih dikenal dengan sebutan analisa fundamental.

Kedua adalah dengan cara analisa teknikal. Cara kedua ini menggunakan pendekatan yang sangat berbeda dengan cara yang pertama. Semua analis saham profesional menggunakan konsep analisa teknikal untuk mengetahui pola pergerakan harga saham di pasar dari formasi grafik yang terbentuk oleh pergerakan harga yang terjadi. Anda perlu tahu bahwa analisa teknikal sendiri terbagi menjadi dua bagian besar, yakni analisa teknikal klasik dan analisa teknikal modern.

Analisa teknikal klasik menganalisis pergerakan harga saham murni hanya dari grafik saja, di dalamnya mencakup proses tarik-menarik garis (trendline, support, resistance), serta diimbangi dengan analisa volume.
Analisa teknikal modern menganalisis pergerakan harga saham dengan menggunakan beberapa perhitungan matematika seperti nilai rata-rata, standar deviasi, laju eksponensial, transformasi, serta berbagai jenis lainnya. Yang paling sederhana dan sering digunakan adalah harga rata-rata berjalan (moving average) serta perhitungan stochastic oscillator.

Hal-hal diatas inilah yang membuat kebanyakan investor retail malas mempelajarinya dan akhirnya melakukan transaksinya hanya berdasarkan rumor-rumor yang seringkali menyesatkan. Hal-hal di atas dianggap bersifat kompleks dan mayoritas orang mengatakan bahwa belajar main saham itu susah. Hal ini terjadi karena orang tersebut tidak mau mempelajarinya terlebih dahulu, dan mau cepat- cepat ‘jago’ dalam melakukan investasi saham.

Tentu hal itu tidaklah mungkin. Tidak ada orang yang langsung menjadi ‘pro’ dalam sebuah bidang tanpa mempelajari dan mencurahkan seluruh waktunya ke bidang tersebut. Kesimpulannya, sebelum terjun langsung ke bursa saham, Anda tidak boleh langsung ‘main’ saham, tetapi ‘belajar main saham’ terlebih dahulu. Hanya dengan cara itulah, Anda akan menjadi seorang investor yang sukses di dunia pasar modal. Selamat Belajar !


Sumber

16 Desember 2010

Nelson Tansu - Profesor Termuda Di AS berasal dari Indonesia

Nelson Tansu adalah peraih gelar profesor termuda di AS. Nelson adalah ilmuwan kelahiran Medan, 20 Oktober 1977.  Ia meraih gelar profesor di bidang electrical engineering sebelum berusia 30 tahun. Ia menjadi lulusan terbaik dari SMA Sutomo 1 Medan. Pernah menjadi finalis team Indonesia di Olimpiade Fisika. Meraih gelar sarjana dari Wisconsin University yang ditempuhnya dalam 2 tahun 9 bulan dan dengan predikat Summa Cum Laude.

Ia meraih gelar PhD dalam usia 26 tahun di universitas yang sama. Nelson mengaku, orang tuanya hanya membiayai pendidikannya hingga sarjana. Selebihnya, karena otaknya yang encer, ia menjadi rebutan tawaran beasiswa. Dia juga merupakan orang Indonesia pertama yang menjadi profesor di Lehigh University, tempatnya bekerja sekarang. Tesis doktoralnya mendapat award sebagai “The 2003 Harold A. Peterson Best ECE Research Paper Award” mengalahkan 300 tesis doktoral lainnya.

12 Desember 2010

OUTLOOK PERBANKAN SYARIAH 2011

"Perkembangan perbankan syariah dalam lima tahun terakhir sangatlah menggembirakan. Kami optimis pertumbuhan ini akan terus berlanjut seiring dengan semakin bertambahnya jumlah bank syariah. Untuk tahun 2011, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah diperkirakan akan melebihi tahun 2010, terlebih jika perbankan syariah mampu memanfaatkan momentum capital inflow. Sementara kondisi fundamental ekonomi tahun 2011 yang semakin kokoh, proses pemulihan ekonomi global yang semakin menguat, dan dukungan aturan perpajakan yang lebih kondusif akan mendorong kinerja pembiayaan perbankan syariah." Demikian dikatakan Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah, saat membuka Seminar Akhir Tahun Tentang Outlook Perbankan Syariah 2011 di Koperbi Jakarta, 24 November 2010. Seminar yang mengangkat tema "Kesiapan Bank Syariah Menangkap Peluang Ekspansi 2011" ini dihadiri oleh kalangan perbankan, instansi Pemerintah, KADIN, Asosiasi Usaha, dan para akademisi.

Selama 5 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan total aset perbankan syariah mencapai 33% per tahun. Sampai dengan akhir Oktober 2010, total aset perbankan syariah telah mencapai Rp.86 triliun. Secara kelembagaan, saat ini jumlah bank syariah telah mencapai 11 BUS, 23 UUS, dan 146 BPRS dengan jaringan kantor sebanyak 1.625 kantor pada akhir September 2010. Secara geografis, sebaran jaringan kantor perbankan syariah saat ini telah menjangkau masyarakat dilebih dari 89 kabupaten/kota di 33 propinsi.

Agar dapat menangkap peluang tahun 2011 yang cukup prospektif, Halim mengatakan bahwa pengembangan jangka menengah industri perbankan syariah secara umum diarahkan pada penguasaan pasar domestik dengan kualitas pelayanan berstandar internasional.

Keynote Speech :
Dr. Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia Pada Acara "Seminar Akhir Tahun Tentang Outlook Perbankan Syariah 2011"

11 Desember 2010

Bank Indonesia menetapkan BI Rate Sebesar 6,5%

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 6.5%. Keputusan tersebut didasari pada evaluasi menyeluruh terhadap kinerja perekonomian terkini, beberapa faktor risiko yang masih dihadapi, dan prospek ekonomi ke depan. Dewan Gubernur memandang level BI Rate saat ini masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi ke depan dan tetap kondusif untuk menjaga stabilitas keuangan serta mendorong intermediasi perbankan. Evaluasi terhadap kinerja dan prospek perekonomian secara umum mengarah pada kondisi yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2011 dan tahun 2012 diperkirakan akan meningkat dengan sumber pertumbuhan yang semakin berimbang. Tekanan inflasi yang meningkat akhir-akhir ini lebih banyak bersumber dari inflasi kelompok volatile foods, sementara inflasi inti masih relatif terkendali. Menghadapi masih adanya risiko terkait derasnya aliran modal dan besarnya ekses likuditas domestik, Dewan Gubernur menegaskan bahwa penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial menjadi sangat penting untuk pengelolaan makroekonomi secara keseluruhan serta untuk membawa inflasi pada sasaran yang ditetapkan, yaitu 5%±1% pada tahun 2011 dan 4,5%±1% pada tahun 2012.

Dewan Gubernur mencatat bahwa proses pemulihan ekonomi global sepanjang tahun 2010 terus berlanjut meskipun cenderung melambat dan dengan kecepatan yang tidak merata di berbagai kawasan. Ekonomi negara emerging markets menunjukkan pemulihan yang lebih kuat dibandingkan negara maju. Kondisi ini mendorong negara maju menempuh kebijakan moneter yang longgar sementara negara emerging markets cenderung menerapkan kebijakan yang lebih ketat. Perkembangan ini berdampak pada derasnya arus modal masuk ke negara emerging markets, termasuk Indonesia. Dewan Gubernur terus memantau perkembangan yang terjadi di Eropa dan pengaruhnya terhadap ekonomi dan keuangan Indonesia yang sejauh ini relatif terbatas.

Di sisi domestik, Dewan Gubernur berpandangan bahwa perekonomian Indonesia di tahun 2010 menunjukkan akselerasi pemulihan ekonomi yang cukup baik. Pencapaian kinerja ekonomi tersebut didukung oleh stabilitas makro dan sistem keuangan yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi di triwulan IV-2010 diperkirakan lebih baik dari triwulan sebelumnya, sehingga pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2010 diperkirakan sebesar 6%. Perbaikan ekonomi tersebut ditopang oleh masih kuatnya konsumsi rumah tangga , tingginya permintaan ekspor, dan membaiknya investasi . Di sisi Neraca Pembayaran, pertumbuhan ekspor yang tetap kuat serta aliran modal masuk, baik dalam bentuk PMA maupun investasi portfolio yang masih kuat membawa dampak pada peningkatan surplus Neraca Pembayaran Indonesia. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa sampai dengan akhir November 2010 tercatat sebesar USD 92,759 miliar atau setara dengan 6,96 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Di sisi harga, tahun 2010 diwarnai oleh tekanan inflasi yang cenderung meningkat. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2010 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,6% (mtm) atau secara tahunan tercatat sebesar 6,3% (yoy). Relatif tingginya inflasi tersebut terutama disebabkan oleh inflasi volatile foods, terkait terbatasnya pasokan beberapa komoditas pangan, seperti beras dan kelompok aneka bumbu sehubungan dengan pola musiman memasuki musim paceklik. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK pada akhir tahun 2010 diperkirakan akan sedikit melampaui kisaran sasarannya sebesar 5±1%. Sementara itu, inflasi inti masih relatif terkendali pada tingkat 4,31% pada November 2010. Sejauh ini, tekanan inflasi dari sisi eksternal antara lain dari kenaikan harga komoditas internasional, seperti kenaikan harga emas dan gula, dapat dikompensasi dengan kecenderungan apresiasi nilai tukar Rupiah.

Stabilitas sistem perbankan tetap terjaga disertai dengan terus meningkatnya pertumbuhan kredit. Industri perbankan tetap solid sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%. Intermediasi perbankan juga semakin membaik tercermin dari pertumbuhan kredit yang hingga akhir November 2010 mencapai 21,8% (yoy). Pertumbuhan kredit modal kerja semakin terakselerasi dan ke depan pertumbuhan kredit tetap akan diarahkan kepada sektor yang produktif. Dengan perkembangan tersebut dan sesuai dengan rencana bisnis bank, untuk keseluruhan tahun 2010 pertumbuhan kredit diperkirakan mencapai 22%-24%. Peningkatan kredit terutama didorong oleh membaiknya keyakinan pelaku ekonomi terhadap prospek perekonomian.

Ke depan, perkembangan ekonomi domestik diperkirakan akan terus membaik. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 diperkirakan akan terakselerasi dan dapat mencapai kisaran 6,0%-6,5%. Sementara, pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2012 diperkirakan mencapai kisaran 6,1%-6,6%. Pertumbuhan tersebut didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tetap kuat, investasi yang membaik, serta masih solidnya kinerja ekspor seiring dengan masih kuatnya pertumbuhan di negara mitra dagang, terutama di kawasan Asia. Di sisi harga, Dewan Gubernur memperkirakan inflasi di 2011 dapat diarahkan pada kisaran sasarannya, yaitu 5%±1% pada tahun 2011 dan 4,5%±1% pada tahun 2012. Meskipun demikian, Dewan Gubernur tetap mewaspadai beberapa faktor risiko terhadap pencapaian sasaran inflasi tersebut maupun prospek makroekonomi ke depan, seperti kecenderungan peningkatan permintaan yang lebih cepat dari penawaran, kenaikan harga komoditas internasional, maupun kemungkinan gangguan produksi serta distribusi bahan kebutuhan pokok. Sehubungan dengan itu, Bank Indonesia akan menekankan penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk menghadapi risiko inflasi tersebut, serta masih derasnya arus modal masuk dan tingginya ekses likuditas domestik. Beberapa langkah yang sedang dipersiapkan Bank Indonesia untuk mitigasi dampak negatif dari arus masuk modal asing dan sekaligus memperkuat ketahanan sistem perbankan antara lain terkait dengan pengaturan GWM valas dan vostro account (rekening giro Rupiah yang dimiliki oleh non-residen di bank domestik). Koordinasi kebijakan bersama Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah yang selama ini berjalan erat akan terus diperkuat.