08 November 2010

WOW, ADA AIR TERJUN BEKU DI CHINA

Saat musim salju menyelimuti bumi, beberapa destinasi wisata akan bersolek diri mempercantik parasnya. Bukan hanya negeri-negeri Eropa yang tawarkan pemandangan salju menarik, China pun memiliki suguhan luar biasa untuk wisatawan.
 

Musim dingin di China berlangsung bulan November hingga Maret. Dalam rentang waktu tersebut, sungai yang berada di wilayah Shaanxi ini dipadati pengunjung. Semuanya berbondong-bondong ingin melihat ketakjuban Air Terjun Hukou.

Air sungai berwarna kuning kecokelatan tampak mengalir deras dari sebuah sungai. Sesuai dengan warna yang dihasilkannya, sungai itu disebut sebagai Sungai Kuning.

Ada sesuatu yang istimewa di sini, ketika musim dingin tiba, air akan membeku membentuk sebuah lanskap yang indah. Pembekuan akan terjadi jika suhu mencapai -10 derajat celsius.

Belum puas melihat barisan es yang menghiasi sebuah sungai. Ketika langit cerah, kabut-kabut di sekitar air terjun akan dibiaskan oleh sinar matahari. Inilah saat yang paling ditunggu-tunggu, yakni munculnya lengkungan pelangi yang sangat indah.

Sungai Kuning sendiri merupakan sungai terbesar di China, lebar sungai bervariasi tergantung musim. Biasanya sekitar 30 meter namun ketika banjir menghadang, lebarnya bisa mencapai 48 meter. Yang lebih unik, air sungai akan menyempit sekitar 10 meter ketika terjun. Pemandangan terlihat seperti air yang dituangkan dari sebuah teko.

07 November 2010

KEBIJAKAN MONETER NOVEMBER 2010

Pemulihan ekonomi global masih berlangsung meskipun diliputi ketidakpastian. Pemulihan ekonomi global berlangsung tidak seimbang dengan negara-negara maju mengalami pertumbuhan yang melambat, sementara negara-negara emerging markets mengalami pertumbuhan moderat. Perlambatan di negara maju juga diliputi oleh ketidakpastian yang cukup tinggi seiring dengan melemahnya kinerja sektor industri dan rendahnya konsumsi yang masih terbebani tingginya angka pengangguran. Selain itu, penguatan Yen dan Euro terhadap dolar AS juga berdampak pada kinerja ekspor Jepang dan Eropa. Melambatnya pertumbuhan di negara maju ini berimbas kepada pertumbuhan ekonomi negara berkembang khususnya export dependent countries. Untuk mengatasi hal tersebut, kebijakan moneter di negara maju masih cenderung mempertahankan kebijakan akomodatif, sementara emerging markets melanjutkan normalisasi kebijakan. Di pasar keuangan global, ditandai kenaikan indeks di pasar saham yang antara lain didorong oleh sinyal stimulus moneter tahap kedua dari negara-negara maju. Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang mendorong (push factors) masih derasnya aliran masuk modal asing ke emerging economies, termasuk Indonesia. Selain itu, faktor kuatnya fundamental ekonomi dan tingginya imbal hasil serta membaiknya persepsi risiko di emerging economies juga menjadi daya tarik (pull factors).

Kinerja ekonomi domestik menunjukkan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang masih terus berlanjut didorong oleh konsumsi dan perbaikan investasi. Evaluasi terhadap kinerja dan prospek perekonomian secara umum menunjukkan perbaikan. Kuatnya konsumsi dalam negeri didukung oleh berbagai faktor antara lain daya beli yang membaik, dukungan pembiayaan yang meningkat, serta kepercayaan konsumen dan dunia usaha yang membaik. Sementara itu, perbaikan investasi terus berlanjut sejalan dengan implementasi berbagai kebijakan yang mendukung kegiatan investasi, perbaikan persepsi pasar terhadap perekonomian, dan peningkatan pembiayaan serta penurunan harga impor barang modal. Sementara itu, ekspor tetap tumbuh tinggi meskipun sedikit melambat dibandingkan periode sebelumnya didukung oleh masih kuatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang menjadi mitra dagang dan besarnya kontribusi komoditas sumber daya alam. Selain itu, harga komoditas yang cenderung meningkat juga turut mendukung peningkatan ekspor.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diperkirakan masih mencatat surplus. Hal itu terutama didukung oleh kinerja transaksi modal dan finansial (TMF) terkait dengan masih derasnya aliran modal masuk berbagai instrumen keuangan seperti SUN dan SBI. Sementara dari sisi transaksi berjalan, ekspor masih tetap tinggi meskipun lebih rendah dari bulan sebelumnya dan diikuti impor yang menunjukkan pertumbuhan yang relatif tinggi. Peningkatan impor tersebut merupakan respons dari meningkatnya kegiatan ekonomi domestik dan masih tingginya ekspor. Dengan berbagai perkembangan tersebut, cadangan devisa pada akhir Oktober 2010 mencapai 91,8 miliar dolar AS atau setara dengan 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

Selama Oktober 2010, nilai tukar rupiah bergerak dengan kecenderungan menguat ditopang sentimen positif global terhadap perekonomian Indonesia dan fundamental domestik yang terjaga. Pada periode laporan, rata-rata nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp8.929 per dolar AS, atau menguat 0,6% (mtm). Pada akhir Oktober 2010, rupiah ditutup pada level Rp8.938 per dolar AS atau melemah 0,15% (point to point) dibandingkan dengan akhir September 2010. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut dibarengi volatilitas yang menurun. Selama Oktober 2010 volatilitas pergerakan rupiah rata-rata mencapai 0,1%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,2%.

Perkembangan inflasi IHK pada Oktober 2010 diwarnai oleh melemahnya tekanan dari sisi volatile food dan administered prices, sementara tekanan dari kelompok inti mengalami peningkatan. Volatile food mengalami deflasi pada Oktober 2010 antara lain disebabkan terkoreksinya harga komoditas bahan pangan dan berbagai tarif angkutan pasca Hari Raya Idul Fitri. Kelompok administered prices memberikan sumbangan inflasi yang minimal sejalan dengan minimnya penyesuaian harga yang dilakukan oleh pemerintah. Sementara itu, tekanan inflasi dari kelompok inti terutama berasal dari peningkatan harga komoditas internasional, khususnya harga emas dan gula. Dengan berbagai perkembangan tersebut, inflasi IHK pada Oktober 2010 tercatat sebesar 0,06% (mtm) atau 5,67% (yoy). Bank Indonesia memandang masih terdapat potensi risiko peningkatan tekanan inflasi ke depan yang antara lain bersumber dari kecenderungan berlanjutnya peningkatan harga komoditas di pasar internasional, berlanjutnya anomali cuaca yang berpotensi mengganggu produksi dan distribusi komoditas pokok, serta peningkatan permintaan di akhir tahun.

Kinerja pasar keuangan domestik terus membaik, tercermin dari peningkatan IHSG yang mencapai level tertinggi sepanjang sejarah dan yield SUN yang menurun untuk semua tenor. Kinerja pasar keuangan yang membaik terutama dipengaruhi oleh besarnya arus masuk modal asing. Dari sisi transmisi kebijakan moneter, suku bunga perbankan masih terus mengalami penurunan. Suku bunga perbankan, baik simpanan maupun kredit masih terus turun, meski melambat dan dengan spread yang semakin kecil. Dari jalur kredit, pertumbuhan kredit menunjukkan tren yang meningkat, terutama didorong oleh kredit konsumsi meskipun kontribusi kredit investasi dan KMK juga menunjukkan peningkatan. Dari sisi likuiditas, kondisi likuiditas perekonomian cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas perekonomian. Likuiditas perbankan masih cukup tinggi sehingga tidak ada kendala dalam pemenuhan GWM 8%.

Stabilitas sistem keuangan masih terjaga dan didukung oleh kondisi sektor perbankan yang tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko, serta membaiknya fungsi intermediasi perbankan. Hal itu antara lain ditunjukkan oleh tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) perbankan yang saat ini mencapai 16,4% dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5,0%. Peningkatan fungsi intermediasi perbankan tercermin pada angka pertumbuhan kredit yang meningkat mencapai 21,9% (yoy) pada akhir Oktober 2010. Perkembangan pertumbuhan kredit perbankan tersebut masih sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) dimana pertumbuhan kredit diperkirakan dapat mencapai kisaran 22%-24%. Sementara itu pertumbuhan kredit (ytd) untuk seluruh sektor sudah positif.

Bank Indonesia meyakini prospek perekonomian ke depan semakin membaik yang ditandai oleh laju pertumbuhan PDB yang meningkat, prospek inflasi yang terjaga pada kisaran sasaran yang ditetapkan, dan stabilitas sistem keuangan yang tetap terkendali.

Berdasarkan evaluasi terhadap kinerja dan prospek perekonomian yang secara umum menunjukkan perbaikan tersebut, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 4 November 2010 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada tingkat 6,50%. Namun demikian, Bank Indonesia tetap mencermati potensi meningkatnya tekanan inflasi ke depan. Dewan Gubernur memandang level BI Rate saat ini masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi dan tetap kondusif untuk menjaga stabilitas keuangan serta mendorong intermediasi perbankan yang diperlukan bagi sisi suplai untuk dapat merespons akselerasi di sisi permintaan secara memadai. Di tengah masih derasnya arus modal asing yang masuk dan kondisi ekses likuiditas yang masih cukup besar. Dewan Gubernur menegaskan bahwa pengelolaan likuiditas perekonomian merupakan hal yang lebih penting. Implementasi kebijakan menaikkan rasio giro wajib minimum (GWM) Primer per 1 November 2010 telah berjalan dengan baik tanpa menimbulkan gejolak pada likuiditas perbankan. Ke depan, Bank Indonesia akan memperkuat manajemen likuiditas dan efektifitas kebijakan moneter melalui penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dalam ranga pengelolaan aliran masuk modal asing, stabiliasi nilai tukar Rupiah, dan memastikan pengendalian inflasi sesuai sasaran yang ditetapkan yaitu 5% ± 1% pada tahun 2010 dan 2011 serta 4,5% +1% di 2012.

06 November 2010

CEK (CHEQUE)

Cek merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menarik atau mengambil uang direkening giro. Fungsi lain dari cek adalah sebagai alat untuk melakukan pembayaran. Cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan didalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.

Syarat hukum dan penggunaan Cek sebagai alat pembayaran giral seperti yang diatur dalam KUH Dagang pasal 178 yaitu :
  • Pada surat Cek harus tertulis perkataan "CEK"
  • Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
  • Nama bank yang harus membayar
  • Tanggal dan Tempat Cek dikeluarkan
  • Tandatangan Penarik
Syarat sebuah cek :
  • Tersedianya dana
  • Ada meterai cukup
  • Juka ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh si pemberi cek
  • Jumlah uang yang tertulis di angka dengan huruf harus sama
  • Memperlihatkan masa kadaluarsa cek yaitu 70 hari setelah dikeluarkannya cek tersebut
  • Tandatangan atau stempel perusahaan harus sama dengan yang ada di speciment ( contoh tanda tangan)
  • Tidak diblokir oleh pihak berwenang
  • Resi cek sudah kembali
  • Endorsment cek benar (jika ada)
  • Kondisi cek sempurna
  • Rekening belum ditutup
Jenis Jenis Cek
  • Cek atas nama
Merupakan cek yang diterbitkan atas nama seseorang atau badan hukum tertentu yang tertulis jelas didalam cek tersebut. Sebagai contoh jika didalam cek tertulis perintah bayarlah kepada Tn. Eri sejumlah Rp.1.000.000, maka cek inilah yang disebut dengan cek atas nama, dengan catatan kata "atau pembawa" dibelakang nama yang diperintahkan dicoret
  • Cek atas unjuk
Merupakan kebalikan dari cek atas nama. Didalam cek atas unjuk tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu,jadi siapa saja dapat menguangkan cek. Didalam cek tersebut tertulis bayarlah Tunai, atau Cash ataupun kontan

  • Cek Silang
Cek Silang atau cross cheque merupakan cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang. Cek ini sengaja diberi silang, sehingga fungsi cek yang semula tunai berubah menjadi non tunai atau sebagai pemindahbukuan
  • Cek Mundur
Merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang atau juga biasa disebut cek yang belum jatuh tempo,hal ini biasa terjadi karena ada kesepakatan antara si pemberi dan penerima cek

  • Cek kosong
Cek kosong atau blank cheque merupakan cek yang dananya tidak tersedia didalam rekening giro.