29 November 2011

7 Langkah Agar Asuransi Umum Tetap Sehat

Berkonsentrasi untuk menambah modal. Selain untuk meningkatkan kapasitas perusahaan, hal itu juga menjadi bagian dari komitmen pemilik dalam bisnis asuransi. Jika sulit, cari mitra strategis dan tidak perlu mengambil dividen dari laba yang diperoleh.

Berdoalah pada Tuhan agar tidak terjadi bencana alam, baik banjir maupun gempa, ataupun kecelakaan. Bencana yang datang silih berganti selain menimbulkan banyak klaim juga mendorong orang untuk berasuransi. Orang mulai banyak mengambil asuransi tidak hanya karena takut bencana datang, tapi karena ada sedikit kesadaran baru.

Selain berdoa pada Tuhan, para pemilik perusahaan asuransi (dalam hal ini asuransi umum) juga harus segera menambah modal agar tidak disebut kecil-kecil “belum tentu” cabe rawit. Tidak sedikit langkah yang sudah ditetapkan menajemen untuk memperbaiki kinerja, tapi tidak ada salahnya mengikuti langkah yang disodorkan Biro Riset Infobank berdasarkan kenyataan di lapangan dan komentar para praktisi.

Bank Muamalat Siap Kenalkan Tabungan Wisata

Dalam memperluas cakupan bisnisnya, Bank Muamalat menambah produk tabungannya dengan Tabungan Wisata, yang diharapkan bisa memberikan tambahan DPK Rp10 miliar di tahun pertama. 

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menyiapkan produk terbarunya tabungan wisata, yang dipatok memberikan kontribusi dana pihak ketiga (DPK) sampai Rp10 miliar untuk satu tahun pertama dari 20 ribu nasabah.

“Tabungan wisata ini target nasabah kurang lebih sekitar 20 ribu dengan dana kelolaan Rp5 miliar sampai Rp10 miliar. Produk sudah siap, bisa jalan langsung, otomatis bisa langsung kita tawarkan untuk nasabah-nasabah kita dan asoisasi-asosiasi kita,” tutur Direktur Retail Bank Muamalat Adrian Asharyanto Gunadi, kepada wartawan di Jakarta, Senin 21 November 2011.

Dalam melancarkan pengembangan produk tersebut, perseroan menjalin kerja sama dengan PT Garuda Indonesia (persero) Tbk, sebagai maskapai penerbangan nasional terbesar, dengan target penumpang mencapai 18 juta pada tahun 2011.

23 November 2011

Tips Menghindari Investasi Pepesan Kosong


Banyak sekali jenis investasi, yang menyebabkan kita bingung dalam memilih. Salah-salah kita apes akibat investasi bodong. Bagaimana terhindar dari investasi pepesan kosong ? 

Pertama, hati-hati dengan penawaran investasi yang memberikan “janji-janji surga” akan imbal hasil tinggi di atas rata-rata pasar dalam jangka waktu yang relatif singkat. Sebab, kemungkinan besar penawaran tersebut memang berupa janji-janji belaka.

Kedua, jangan langsung termakan bujuk rayu penjual yang memaksa Anda untuk membuat keputusan saat itu juga, sekalipun penjual tersebut adalah orang yang Anda kenal baik sejak lama.

Sri Mulyani Indrawati: "Effective aid requires more than money"

Even skeptics admit it: effective aid works. In the last 25 years, the share of poor people in developing countries has been cut by half, and the last decade has witnessed impressive development successes in countries once thought beyond help. 

Globally, the mortality rate for children under five has declined by a third, and sub-Saharan economies grew by up to 6% per year on average. With the exception of fragile and conflict-affected countries, today’s poor countries are very different from the poor countries of the past.

In the 1990’s, developing countries’ economies accounted for only one-fifth of global economic growth. Today, many of them are driving the global economy. Some estimate that by 2025, six major emerging-market economies – China, South Korea, Indonesia, Brazil, India, and Russia – will collectively account for more than half of all global growth.

07 November 2011

DAFTAR SUKU BUNGA KREDIT PERBANKAN

Berdasarkan data industri perbankan melalui laporan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) terlihat pada periode Juni 2011 dibandingkan pada periode September 2011 memang banyak bank yang menunjukkan penurunan namun tidak ada yang siginifikan.

Hanya beberapa bank seperti PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang secara signifikan menurunkan suku bunga dasar kredit khusus KPR. BCA per Juni 2011 mematok KPR di 9,50% kini per 31 Oktober 2011 BCA mengumumkan suku bunga KPR-nya di 7,50%.

Selain KPR, BCA juga menurunkan suku bunga kredit konsumer non KPR-nya secara signifikan. Kredit konsumer non KPR BCA turun hampir 200 bps dimana per Juni 2011 mencapai 10,05% menjadi 8,64%.

Bank Indonesia (BI) saat ini tengah mengevaluasi sejauh mana masyarakan dapat memanfaatkan informasi dari transparansi SBDK, yang diharapkan dapat meningkatkan kompetisi industri perbankan untuk menekan suku bunga pinjaman ke depan.

"Kalau SBDK isu dan tantangannya itu kan coachingnya pada transparansinya kepada masyarakat sehingga bisa digunakan. Nah jadi dengan itu bisa muncul kompetisi lebih sehat lewat transparansi itu. Ini di lapangan masih banyak yang harus diperbaiki," terang Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad kepada detikFinance di Jakarta, Rabu (2/11/2011).

Ia menjelaskan, untuk saluran transparansi ke masyarakat, untuk tahap awal BI menetapkan bank-bank beraset di atas Rp 10 triliun untuk menginformasikan tingkat SBDK-nya melalui website bank dan koran. Bank sentral pun tengah meninjau apakah dua saluran tersebut sudah cukup untuk menyampaikan informasi bagi masyarakat.

"Itu selain di web juga di koran 3 bulan sekali, jangan-jangan itu ngga terekspos juga oleh publik karena masing-masing orang aksesnya kan ngga sama. Mudah-mudahan aksesnya ini kepada masyarakat yang akan lebih baik," pungkasnya.

Berikut data SBDK perbankan (Juni 2011 dibanding Data Terakhir) yang dihimpun detikFinance dari masing-masing situs bank :

Bank Mandiri (30 September 2011)

  • Kredit Korporasi 11,25% turun menjadi 11,00%
  • Kredit Ritel 13,00% tetap 13,00%
  • Kredit Konsumer KPR 11,75% tetap 11,75%
  • Kredit Konsumer non KPR 13,25% turun menjadi 13,00%.

BNI (30 September 2011)

  • Kredit Korporasi 11,00% turun menjadi 10,75%
  • Kredit Ritel 13,05% turun menjadi 13,00%
  • Kredit Konsumer KPR 11,90% turun menjadi 11,80%
  • Kredit Konsumer non KPR 13,00% naik menjadi 13,15%.

BCA (31 Oktober 2011)

  • Kredit Korporasi 9,00% tetap 9,00%
  • Kredit Ritel 11,00% tetap11,00%
  • Kredit Konsumer KPR 9,50% turun menjadi 7,50%
  • Kredit Konsumer non KPR 10,05% turun menjadi 8,64%.

BII (5 Oktober 2011)

  • Kredit Korporasi 10,69% tetap 10,69%
  • Kredit Ritel 11,52% tetap 11,52%
  • Kredit Konsumer KPR 11,75% tetap 11,75%
  • Kredit Konsumer non KPR 10,37% tetap 10,37%

02 November 2011

STANDART CHARTERED LUNCURKAN ATM NASABAH TUNA NETRA

Satu lagi inovasi perbankan untuk menyasar nasabah dari kalangan disabled, yakni menyediakan layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) berbasis audio. Layanan ATM spesial ini dinamakan Talking ATM, yang dikhususkan untuk memudahkan transaksi nasabah tuna netra. Standard Chartered Bank Indonesia memperkenalkan layanan Talking ATM, hari ini, di Jakarta. 
 
Sajid Rahman, Country Head Consumer Banking Standard Chartered Bank, menuturkan, Indonesia merupakan negara pertama dalam jaringan Standard Chartered Bank di wilayah Asia Tenggara yang meluncurkan Talking ATM. Layanan serupa sebelumnya sudah diluncurkan kelompok bank asal Inggris ini di Korea, India, Uni Emirat Arab, dan Cina.

Layanan ATM Talking Stanchart ini menyediakan beberapa fitur. Pertama, bila menggunakan kartu ATM/debit Stanchart, nasabah bisa melakukan cek saldo, penarikan tunai, dan perubahan PIN kartu ATM. Kedua, bila menggunakan kartu ATM bank lain anggota jaringan ATM Bersama nasabah dapat melakukan cek saldo dan penarikan tunai.

Uang Kertas Rupiah Pecahan 20.000, 50.000 dan 100.000 Desain Baru Siap Diedarkan

Dalam rangka meningkatkan perlindungan dari upaya pemalsuan serta mengoptimalkan fungsi elemen desain agar lebih memudahkan masyarakat mengenali keaslian uang Rupiah pada pecahan Rp20.000 Tahun Emisi (TE) 2004, Rp50.000 TE 2005 dan Rp100.000 TE 2004, Bank Indonesia secara resmi akan mengeluarkan dan mengedarkan Uang Kertas (UK) Rupiah Desain Baru ketiga pecahan tersebut mulai Senin, 31 Oktober 2011.

Dengan Pengeluaran dan Pengedaran ketiga uang kertas Desain Baru tersebut, diharapkan masyarakat akan dapat lebih cepat mengenali keaslian uang Rupiah dengan adanya  penambahan unsur pengaman yang dapat dikenali tanpa menggunakan alat bantu. Disamping itu, diharapkan pula dapat meningkatkan perlindungan dari upaya-upaya pemalsuan uang karena kemajuan dalam teknologi cetak.  

Perlu diketahui bahwa penyempurnaan desain ini secara visual bersifat minor dan bukan merupakan uang emisi baru. Perubahan untuk mengoptimalkan fungsi elemen desain atau up-grading pada masing-masing ketiga pecahan uang kertas tersebut meliputi:
a.   Penambahan unsur pengaman rainbow printing di sebelah kanan gambar utama pada bagian depan uang berupa bidang berbentuk segi empat yang memiliki efek berubah warna (efek pelangi) apabila dilihat dari sudut pandang tertentu;
b.   Penambahan desain berbentuk lingkaran-lingkaran kecil berwarna hijau dan ditengahnya berwarna putih yang letaknya tersebar di sebelah gambar utama pada bagian depan uang dan belakang uang;
c.    Perubahan kode tuna netra (blind code) berupa dua buah empat persegi panjang yang semula tidak kasat mata (invisible) menjadi kasat mata dan terasa kasar apabila diraba (cetak intaglio), terletak di samping kiri gambar utama pada bagian depan uang;