Jejaring sosial pada saat ini begitu fenomenal, jejaring sosial seperti facebook, friendster, myspace, twitter, dll mempesona jutaan manusia dimuka bumi ini, dengan jejaring sosial memungkinkan kita untuk berinteraksi satu sama lain baik melalui fitur wall (pesan di dinding) maupun melalui fasilitas chatting.
Bukan hanya sebatas wadah pertemanan di dunia maya, jejearing sosial seperti facebook misalnya dapat digunakan sarana untuk menggalang massa. Sebab, sangat mudah membuat maupun bergabung dengan suatu grup tertentu. Tentu kita mengetahui dibalik sukses Obama menjadi presiden AS yaitu Komunikasi dan strategi pemasaran yang memanfaatkan media internet. Barack Obama memanfaatkan situs internet pribadinya yang dikunjungi oleh jutaan netter didunia. Selama 21 bulan masa kampanye, Obama berhasil mengumpulkan lebih kurang 10 juta alamat e-mail pendukung melalui situs pribadinya tanpa dibantu mainstream media lain. Untuk memperluas jangkauan audiensnya, situs pribadi Obama terhubung dengan beragam jaringan social media seperti Twitter, MySpace, Facebook, YouTube, blog dan yang lain.
Kemudahan membuat grup di Facebook dimanfaatkan untuk melakukan berbagai gerakan sosial. Jika biasanya untuk menginisiasi suatu gerakan sosial orang harus kasak-kusuk menghimpun massa dan melakukan tatap muka langsung, kini dapat dilakukan lewat Facebook. Melalui Facebook, orang yang tidak saling kenal bisa bersatu padu untuk menyuarakan suatu aspirasi demi mendobrak suatu kebijakan yang dinilai menyimpang.
Lewat jejaring sosial seperti Facebook, orang bisa begitu mudah menjadi aktivis, mengusung isu sosial, mempropagandakannya dan berharap mendapat banyak dukungan. Ini semua lebih hemat tenaga, waktu dan biaya. Ada begitu banyak gerakan sosial yang digaungkan melalui Facebook dan sukses mendulang simpati publik di Indonesia. Ada gerakan pembebasan Prita Mulyasari, salah seorang pasien Rumah Sakit OMNI yang dipenjara karena menulis surat keluhan melalui internet. Prita, yang dituding telah melakukan pencemaran nama baik terhadap RS OMNI, rupanya menarik simpati banyak orang. Perjuangan grup 'DUKUNGAN BAGI IBU PRITA MULYASARI, PENULIS SURAT KELUHAN MELALUI INTERNET YANG DIPENJARA' terus berlanjut tatkala Pengadilan Tinggi Banten mengharuskan ibu dua anak itu membayar denda Rp 204 juta. Vonis denda ini membuahkan grup dan gerakan yang bertajuk 'Koin untuk Prita'. Hasilnya sangat baik, banyak masyarakat yang tersentuh dan bergabung dengan grup ini lalu mengumpulkan koin untuk membantu Prita. Bahkan pihak RS OMNI pun mencabut gugatan perdatanya terhadap Prita Mulyasari. Kemudian juga ada sebuah gerakan yang dipandang cukup spektakuler dan berhasil mampu menghimpun massa jutaan orang bahkan tidak hanya sebuah gerakan didunia maya tetapi juga gerakan didunia nyata tepat di Hari Anti Korupsi Se Dunia para member ataupun anggota yang tergabung dalam group 'Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah & Bibit Samad Riyanto' turun kejalanan dan melakukan aksi damai.
Dan tentunya masih banyak grup-grup sosial lainnya yang bermunculan diFacebook, namun tidak semua grup-grup tersebut berhasil menarik banyak simpati dari pengguna Facebook. Seberapa penting atau menariknya isu yang dibawa dan juga kredibilitas si pengusung isu juga dapat mempengaruhi banyak sedikitnya dukungan yang diterima.
Terlepas dari sukses tidaknya sebuah grup menarik banyak dukungan pengguna Facebook, situs jejaring sosial ini dapat memainkan peran penting sebagai kontrol sosial.