RUSLI ZAINAL SANG VISIONER lahir di desa Bolak, Kecamatan Mandah, Kabupaten Inhil, 3 Desember 1957. Semasa kecil, Rusli menjalani hidup seperti anak kebanyakan. Seperti dituturkan abang kandungnya, kepada tabloid PONDASI, Rusli kecil juga sedikit manja dan bandel. Sewaktu masih anak-anak, ia termasuk anak yang bandel tetapi manja. Ya... karena mungkin ia anak bungsu, jadi seperti itulah, ujarnya. Rusli kecil memulai dunia sekolahnya di salah satu SD (Sekolah Dasar) di Tembilahan. Begitu juga Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Ia menamatkan pendidikan di bangku SLTP pada tahun 1974. Usai itu, anak kelima dari lima bersaudara ini melanjutkan studinya ke SLTA di Pekanbaru. Dan, selesai tahun 1977.
Saya hanya seorang anak petani tulen yang datang dari desa. Kondisi ekonomi yang tak mendukung membuat saya tak mampu untuk tinggal di kost yang ada listriknya. Jadi, kalau malam saya menggunakan lampu semprong untuk dapat mengulang pelajaran kuliah?
Tokoh yang satu ini memang patut menjadi panutan. Ia pantang menyerah, disiplin, tekun dan ulet dalam bekerja. Karena itu pula, kini pria flamboyan ini sukses meniti karirnya di politik. Klimaks dari perjalanan panjangnya itu dibuktikan lewat keberhasilannya, terpilih sebagai Gubernur Riau periode 2003-2008, pada sidang paripurna DPRD Riau, 22 Oktober silam.
Tak puas sampai di situ saja. Makin lama ia belajar, semakin terasa bahwa ia masih banyak kekurangan ilmu. Karena itulah, Rusli melanjutkan studinya ke salah satu Perguruaan Tinggi di Pekanbaru. Ia pun mondok di Universitas Riau, tepatnya di Fakultas Ekonomi. Di bangku kuliah inilah, ia banyak ditempa dengan keadaan. Bahkan ia mulai memahami makna dari sebuah kehidupan. Hidup adalah perjuangan. Begitulah ia berprinsip.
Saya hanya seorang anak petani tulen yang datang dari desa. Kondisi ekonomi yang tak mendukung membuat saya tak mampu untuk tinggal di kost yang ada listriknya. Jadi, kalau malam saya menggunakan lampu semprong untuk dapat mengulang pelajaran kuliah
Karena orang tuanya hanya bekerja sebagai petani biasa, Rusli pun terpaksa kost di gubuk kecil yang beratapkan daun rumbio. Lantai tempat kostnya, hanya tanah bukan semen atau keramik. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu, dan jika malam tiba, untuk mengulangi pelajaran, ia diterangi sebuah lampu colok.
Rusli termasuk orang yang gigih dan tak mudah menyerah pada keadaan. Sehingga tak heran kalau seka?rang ia sukses meniti kariernya. Berkat kerja kerasnya itu, akhirnya pada tahun 1982 sampai tahun 1990, Rusli menjadi Pimpinan Cabang PT Mohairson Pekanbaru yang berkantor pusat di Jakarta. Di tahun 1990, ia kemudian menjadi Direktur Utama PT Kemuning Muda Pekanbaru. Pak Rusli memang termasuk orang ulet dan tekun bekerja. Sehingga, tak heran kalau sekarang kariernya melonjak. Sebab, ia memang tipe orang suka pekerja dan pemikir, kata Ahmad Kurnain, salah seorang kerabatnya. Karirnya di dunia politik juga tak kalah cemerlang. Buktinya, di tahun 1997, Rusli pernah menjadi Anggota DPRD TK I Riau dari Partai Golkar. Di samping itu, Rusli pun disibukkan dengan aktivitasnya sebagai Ketua Umum DPD Gapensi Riau.
Kepiawaiannya berpolitik makin terbukti ketika ia berhasil terpilih sebagai Bupati Indragiri Hilir di tahun 1999. Karena ingin berkonsentrasi membangun Inhil yang sekaligus kampung halamannya, ia pun melepaskan jabatannya sebagai Ketua Umum BPD Gapensi Riau. Ia memilih ingin membangun negeri ini melalui jalur pemerintahan, kata Ahmad Kurnain.
Di Inhil, prestasi pria yang hobi menyanyi ini juga diakui banyak orang. Inhil sekarang tak sama dengan Inhil yang dulu. Sekarang sudah banyak perkembangan dan kemajuan di Inhil, kata Djuharman Arifin, Wakil Ketua DPRD Riau beberapa saat sebelum Suksesi Gubri, Oktober silam. Bukan Cuma itu, banyak orang menyebut prestasinya dalam memimpin Inhil - sebuah kabupaten yang miskin patut diacungi jempol. Dan, wajar saja jika hal itu diakui oleh pemerintah pusat dengan memberikan berbagai penghargaan atas keberhasilannya. Terakhir, Rusli dipercaya menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) mewakili seluruh bupati yang ada di Indonesia. Jabatan yang terbilang bergengsi itu bukanlah didapatnya begitu gampang. Rusli menang setelah melalui voting yang sangat demokratis. Dari 21 suara, Rusli Zainal berhasil mendapatkan 17 suara. Artinya, Rusli memang patut dipercayai untuk mewakili para bupati duduk di DPOD. Tapi, Rusli tak berarti gembira begitu saja menerima jabatan yang cukup bergengsi itu. Bahkan, atas apa yang telah diembannya, Rusli bertekad untuk berbuat semaksimal mungkin demi masyarakat.
Klimaksnya, Oktober lalu, pria yang murah senyum dan dikenal dekat dengan kalangan wartawan ini terpilih menjadi Gubernur Riau. Banyak tantangan dan rintangan sebelum ia terpilih, tapi berkat sikap dan berbgai prestasinya, ia akhirnya dipercaya oleh mayoritas anggota dewan. Ia pun berhasil mengungguli dua saingan beratnya, Saleh Djasit dan Tengku Lukman Jaafar yang terbilang lebih senior. Sibuk dengan urusan politik dan memimpin daerah tak membuat Rusli mengabaikan keluarga. Menurut istrinya, Dra Hj Septina Primawati MM, Rusli adalah suami yang mempunyai perhatian besar terhadap keluarga. Meski terkadang sangat sibuk dan harus berada jauh dari keluarga, Rusli juga selalu menjaga komunikasi dengan istri dan anak-anaknya. ?Kegiatannya setiap hari terbilang cukup padat. Walaupun begitu, kalau dia pergi ke luar kota misalnya, dia selalu tetap memberikan kabar ketika sedang jauh dan sebagainya. Anak-anak juga begitu, kalau misalnya bapak terlambat memberi kabar, lalu anak-anak yang menelpon, menanyakan kabar dan sebagainya. Selalu tetap ada komunikasi. Bahkan, saya pun selalu memberi pengertian kepada anak-anak tentang kesibukan ayahnya ini, paparnya panjang lebar. ?Pada dasarnya, kami pun sebenarnya sudah terbiasa dengan keadaan tersebut. Sebab, sebelum jadi bupati pun, bapak kan seorang pengusaha yang selalu sibuk, apalagi saat ini setelah menjadi gubernur. Hal itu sudah terbiasa bagi kami,tambah sang istri soal kesibukan Rusli sebagai Gubri.
Pengabdian pada negeri ini masih belum usai. Setelah menjabat sebagai Gubernur Riau, jelas bahwa pekerjaan masih banyak. Tapi satu hal yang pasti, bahwa apa yang dicapainya saat ini merupakan hasil dari pelajaran hidup masa lalu.
Apa yang ada pada diri saya hari ini adalah karena masa lalu. Masa lalu itu juga yang menyemangati dan memotivasi kerja saya hari ini,kata Rusli suatu ketika.
(Tabloid PONDASI, edisi Oktober 2003)