17 Februari 2011

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2011

Prospek ekonomi dunia yang membaik mendukung kinerja ekonomi domestik. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan lebih tinggi dari perkiraan semula yang didukung oleh membaiknya ekonomi negara maju, sementara ekonomi negara berkembang khususnya emerging market masih tumbuh tinggi. Kecenderungan ini memperkuat keyakinan bahwa perekonomian Indonesia pada tahun 2010 dapat tumbuh sekitar 6% dan terus membaik sehingga pada akhir tahun 2011 diperkirakan mencapai kisaran 6,0%-6,5%. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2011 diperkirakan dapat mencapai 6,4%, ditopang oleh masih kuatnya permintaan domestik dan  membaiknya sisi ekstenal. Kinerja ekspor masih cukup tinggi sejalan dengan pemulihan ekonomi global. Sementara itu, impor juga meningkat terutama impor barang modal yang diperlukan untuk mendukung peningkatan kapasitas perekonomian. Dengan perkembangan tersebut, transaksi berjalan pada triwulan I 2011 diperkirakan masih akan mencatat surplus yang cukup besar. Transaksi modal dan finansial (TMF) diperkirakan juga masih mencatat surplus cukup besar, terutama didukung oleh kuatnya aliran modal masuk investasi langsung (PMA). Sementara itu, portofolio investasi asing pada SUN, saham, dan SBI yang sempat mendapat tekanan arus modal keluar pada Minggu II dan III Januari karena sentimen terhadap risiko tekanan inflasi dan penguatan dolar AS telah mereda pada Minggu IV Januari. Secara keseluruhan, Neraca Pembayaran  Indonesia (NPI) pada triwulan I 2011 diperkirakan masih akan mencatat surplus yang cukup besar. Posisi cadangan devisa pada 31 Januari 2011 tercatat sebesar 95,3 miliar dolar AS atau setara dengan 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

Nilai tukar rupiah sempat mengalami tekanan sebagai akibat aliran modal keluar. Rupiah mengalami pelemahan disertai volatilitas yang sedikit meningkat, dipicu antara lain oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap meningkatnya tekanan inflasi di dalam negeri. Nilai tukar rupiah pada Januari 2011 melemah rata-rata 0,1% menjadi  Rp9.034 per dolar AS. Bank Indonesia meyakini bahwa aliran keluar modal asing dan pelemahan rupiah tersebut lebih bersifat temporer karena faktor fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kuat, sebagaimana penilaian lembaga Rating Moody’s yang menaikkan Sovereign Credit Rating Indonesia menjadi Ba1 dengan outlook stabil.  Selain itu, kebijakan Bank Indonesia melalui stabilisasi nilai tukar juga mendorong cepat pulihnya kestabilan nilai tukar rupiah.

Ekspektasi inflasi mulai meningkat. Inflasi IHK pada Januari  2011 mencapai 0,89% (mtm) atau 7,02% (yoy). Tingginya inflasi terutama disebabkan oleh tingginya inflasi kelompok volatile foods yang mencapai 18,25% (yoy) karena berlanjutnya gangguan produksi dan distribusi bahan pangan, khususnya beras dan bumbu-bumbuan. Sementara itu, kelompok administered prices menunjukan inflasi yang moderat sebesar 5,21% (yoy) dan inflasi inti relatif terkendali pada tingkat yang cukup rendah yakni sebesar 4,18% (yoy). Meskipun demikian, ekspektasi inflasi cenderung mulai meningkat sebagaimana tercermin pada berbagai indikator ekspektasi inflasi seperti survei ekspektasi konsumen, survei produsen, dan harga aset finansial. Di samping dipicu oleh kenaikan harga volatile foods yang masih tinggi, meningkatnya ekspektasi inflasi juga didorong oleh kenaikan harga komoditas  global dan rencana kebijakan Pemerintah khususnya pembatasan subsidi BBM.  Bank Indonesia menilai bahwa meningkatnya ekspektasi inflasi tersebut perlu direspons secara tepat agar tidak menimbulkan tekanan inflasi ke depan.

Kinerja pasar keuangan domestik juga mengalami tekanan akibat kekhawatiran investor khususnya asing terhadap meningkatnya inflasi. Tekanan pasar keuangan terjadi baik di pasar uang, saham maupun SBN. Pasar saham mengalami koreksi yang cukup dalam sebagaimana dicerminkan dari IHSG yang menurun sekitar 7,9%. Namun, penurunan bursa saham juga dialami negara-negara lain di kawasan seperti China, India dan Filipina.  Kondisi ini juga berimbas pada pasar SBN yang ditunjukkan oleh kenaikan yield yang terjadi secara signifikan. Dari sisi transmisi kebijakan moneter, suku bunga perbankan masih terus mengalami penurunan meskipun terbatas dengan spread yang cenderung menurun. Sementara itu, suku bunga PUAB O/N mulai meningkat mendekati level BI Rate. Hal tersebut sejalan dengan optimalisasi instrumen kebijakan yang dilakukan untuk memperkuat efektifitas kebijakan moneter. 
Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga yang disertai terus membaiknya fungsi intermediasi perbankan. Industri perbankan tetap solid sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%. Intermediasi perbankan juga semakin membaik tercermin dari pertumbuhan kredit yang terus meningkat yang pada tahun 2010 mencapai 22,8% (yoy), ditopang oleh pertumbuhan pada seluruh jenis kredit termasuk kredit kepada UMKM. 

Berdasarkan asesmen terkini dan prospek ekonomi tersebut, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 4 Februari 2011 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25% menjadi 6,75%.  Keputusan tersebut diambil sebagai langkah antisipatif untuk mengendalikan ekspektasi inflasi ke depan yang mulai meningkat. Peningkatan ekspektasi inflasi terutama dipicu oleh kenaikan harga volatile foods yang masih tinggi, di samping kenaikan harga komoditas global termasuk minyak, serta rencana kebijakan Pemerintah di bidang komoditas strategis. Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan inflasi ke depan dan memperkuat kebijakan nilai tukar rupiah yang sesuai dengan upaya mengurangi tekanan inflasi ke depan, serta  kebijakan makroprudensial untuk pengendalian likuiditas yang telah ditempuh sejak tahun 2010 yang lalu. Melalui bauran kebijakan moneter dan makroprudensial tersebut, serta langkah-langkah Pemerintah untuk mengatasi tingginya harga komoditas pangan, inflasi diperkirakan dapat dijaga pada sasarannya yakni 5% ±1% untuk 2011 dan 4,5% ± 1% di 2012.

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar terbaik anda, lebih dari satu komen no problem,sekarang zamannya bebas berekspresi.