Sebenarnya ini cerita lama bagi masyarakat pesisir timur Provinsi Jambi
dan kota Jambi. Sering didengar tapi banyak juga yang belum melihat,bahkan cerita ini sdh banyak diliput surat kabar bahkan TV nasional.
Tapi menurut sang Ibu, semua cerita dipemberitaan itu 'meleset' dari yg dia ceritakan.. (lah.. kok bisa ?? )
Mungkin salah satu penyebabnya karena logat daerahnya saat bicara sangat kental sehingga menimbulkan salah persepsi orang yg mendengarnya.
Menurut Bu Asnah (59 th) pada 6 Juni 1991 beliau melahirkan anak kembar, yang satu lahir dengan wujud manusia , yg satu lagi lahir secara gaib dan tidak terlihat secara kasat mata ( nah lho ???) walaupun demikian dia tetap selalu berkomunikasi dengan anaknya secara gaib.
Sampailah pada suatu hari 9 tahun kemudian, Bu Asnah dan suaminya pergi menangkap ikan didaerah Pelabuhan Dagang (Tungkal ulu) tertangkaplah sang anak buaya didalam belatnya. Menurut Bu Asnah itu bukan kejadian kebetulan,melainkan hasil komunikasi gaib antara dia dan 'Anaknya' yg berwujud buaya.
Lantas dipeliharalah sang buaya layaknya sang Ibu memelihara anaknya dan Anaknya tersebut diberi nama Nur chasanah. Saat ini mereka tinggal di simpang kiri (50 km dari kota Jambi arah ke Kuala Tunggal)
Nur chasanah tinggal di dalam kamar berukuran sekitar 3x4 meter dengan 2 tempat tidur. 1tempat tidurnya bahkan lengkap dengan kelambu,dikamar itu juga ada bak tempat Nur mandi berendam, setiap harinya Nur mandi turun sendiri ke dalam bak berisi air yang diberi bunga aneka warna.
Dinding kamar Nur chasanah di rancang sedemikian rupa dengan lay out perabotan dan lighting yang pas utk tamu mengambil gambar, dan disalah satu pojok kamar ada kotak disediakan bila tamu ingin menyumbang, tapi tak ada keharusan untuk itu.
Menurut Bu Asnah,sang Anak sangat jinak dan hanya sesekali bermain itupun hanya didalam kamar. Nur chasanah makan ayam bakar 2 kali satu minggu
Mungkin salah satu penyebabnya karena logat daerahnya saat bicara sangat kental sehingga menimbulkan salah persepsi orang yg mendengarnya.
Menurut Bu Asnah (59 th) pada 6 Juni 1991 beliau melahirkan anak kembar, yang satu lahir dengan wujud manusia , yg satu lagi lahir secara gaib dan tidak terlihat secara kasat mata ( nah lho ???) walaupun demikian dia tetap selalu berkomunikasi dengan anaknya secara gaib.
Sampailah pada suatu hari 9 tahun kemudian, Bu Asnah dan suaminya pergi menangkap ikan didaerah Pelabuhan Dagang (Tungkal ulu) tertangkaplah sang anak buaya didalam belatnya. Menurut Bu Asnah itu bukan kejadian kebetulan,melainkan hasil komunikasi gaib antara dia dan 'Anaknya' yg berwujud buaya.
Lantas dipeliharalah sang buaya layaknya sang Ibu memelihara anaknya dan Anaknya tersebut diberi nama Nur chasanah. Saat ini mereka tinggal di simpang kiri (50 km dari kota Jambi arah ke Kuala Tunggal)
Nur chasanah tinggal di dalam kamar berukuran sekitar 3x4 meter dengan 2 tempat tidur. 1tempat tidurnya bahkan lengkap dengan kelambu,dikamar itu juga ada bak tempat Nur mandi berendam, setiap harinya Nur mandi turun sendiri ke dalam bak berisi air yang diberi bunga aneka warna.
Dinding kamar Nur chasanah di rancang sedemikian rupa dengan lay out perabotan dan lighting yang pas utk tamu mengambil gambar, dan disalah satu pojok kamar ada kotak disediakan bila tamu ingin menyumbang, tapi tak ada keharusan untuk itu.
Menurut Bu Asnah,sang Anak sangat jinak dan hanya sesekali bermain itupun hanya didalam kamar. Nur chasanah makan ayam bakar 2 kali satu minggu
(Pengakuan dari Alvin Pengendali Vespa)
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar terbaik anda, lebih dari satu komen no problem,sekarang zamannya bebas berekspresi.