10 Maret 2012

RIAU PENGHASIL SAWIT DAN PENGEKSPOR CPO TERBESAR DI INDONESIA

Sampai saat sekarang Indonesia termasuk negara pengekspor CPO terbesar di Dunia. Dari besarnya CPO diekspor tersebut yang terbesar berasal dari Riau. Hal ini dilihat dari banyaknya perkebunan sawit di Riau dan menjadi pelabuhan internasional pengekspor CPO di Kota Dumai.

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini merupakan salah satu komediti ekspor yang sangat besar di indonesia bahkan untuk di Riau saat sekarang termasuk pengekspor Crude Palm Oil (CPO) terbesar di Indonesia. Bahkan di Riau menjadi salah satu daerah yang memiliki perekebunan sawit terluas. Ini dibuktikan banyak Perusahaan Kelapa Sawit (PKS) swasta maupun milik negara yang luasnya mencapai ribuan hektare.

Untuk perluasan kelapa sawit di dunia sampai saat sekarang hanya berkisar 12 juta hektare lebih dan sebanyak 8 juta hektare ada di Indonesia. Dari 12 juta hektare ini bisa menghasilkan sebanyak 140,6 juta ton CPO dan bisa memenuhi keperluan minyak nabati dunia yang mencapai 1.700.000 ton per tahunnya. Untuk itu Indonesia saat sekarang termasuk negara pengekspor terbesar CPO bersama negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia.


Hal ini dibuktikan, untuk saat ini luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai delapan juta hektare lebih dan tersebar di seluruh Indonesia. Dan perluasan perkebunan kelapa sawit terbesar yaitu di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Tiga pulau ini menjadi daerah penghasil kelapa sawit cukup besar dan juga penghasil CPO terbesar di Indonesia.

Sebagai pengeskpor CPO terbesar dunia, keberadaan perkebunan sawit Indonesia tentu harus terus dilakukan pengembangan dan ekspansi. Jadi tak hanya berhenti pada titik atau puncak tertinggi yang ada saat sekarang ini. Demikian dikatakan Direktur PT Astra Agro Lestari, Joko Supriyono dalam workshop potret dan prospek industri kelapa swait yang dilaksanakan pekan lalu.

”Jadi untuk tetap menjadi pengekspor CPO terbesar dan bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat dari perkebunan sawit maka perlu dilakukan ekspansi hingga kemakmuran negeri ini bisa dicapai. Jadi tak perlu ada batasan dan termakan isu kalau perkebunan sawit merusak lingkungan,” tegasnya.

Diakuinya, untuk saat sekarang perkebunan sawit di Indonesia terus mengalami peningkatan, seperti data dari tahun 2002 hingga tahun 2010. Untuk tahun 2002 lalu hanya berkisar lima juta hektare, namun tahun 2010 sudah mencapai delapan juta hektare.

Untuk saat ini, jelas Joko lagi, PT Astra Agro Lestari Tbk terus melakukan ekspansi perkebunan sawit. Seperti untuk di Riau saja, sampai sekarang sudah tersebar di lima kabupaten. Seperti di kabupaten Rokan Hulu (Rohul) ada anak perusahaan PT Ekadura Indonesia (EDI) dengan luas lahan inti sebesar 10.000 hektare dan Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA) sebesar 3.650 hektare. Kemudian ada PT Sawit Asahan Indah (SAI) dengan luas 6.500 hektare.

Selanjutnya di Kabupaten Siak PT Kimia Tirta Utama (KTU) dengan luas lahan inti 5.600 hektare dan KKPA seluas 3.200 hektare. Selanjutnya PT Sari Lembah Subur di Kabupaten Pelalawan dengan luas kebun inti 7.700 hektare, kebun Plasma seluas 8.000 hektare dan KKPA seluas 3.050 hektare. Sedangkan di Kabupaten Indragiri Hulu terdapat PT Tunggal Perkasa Plantations dengan luas lahan inti 11.000 hektare dan KKPA seluas 1.393 hektare.
”Ini tentunya harus dipertahankan. Kami yakin bisa membangun perkebunan sawit lainnya di kabupaten yang ada di Indonesia dan berupaya tak akan merusak lingkungan dan mempertahankan segala isi di dalamnya,” ucap Joko lagi.

Jadi, menurutnya, kalau ada masyarakat yang terpengaruh dan sampai menyatakan perkebunan itu penyebab kerusakan iklim, itu adalah pernyataan yang salah. ”Perkebunan itu adalah penolong bagi masyarakat yang tidak mampu menjadi mampu. Kuncinya, itu tadi, harus memperhatikan keberadaan masyarakat dan harus menyisakan sebagian lahan untuk tanaman hutan sekitar,” lanjutnya.

Namun dirinya sangat bangga, karena dari jutaan perkebunan sawit yang ada di Indonesia, perkebunan sawit masyarakat juga sangat berperan besar. Seperti data yang didapatkan PT Astra Agro Lestari pada tahun 2001 pendapatan masyarakat yang memiliki kebun sawit hanya berkisar 1.5 juta orang namun untuk tahun 2009 mencapai 7.153.265 orang dan rata-rata sejahtera bahkan sudah bisa menyekolahkan anak mereka hingga ke jenjang perguruan tinggi dan bisa hidup sejahtera. ”Ini dibuktikan dengan pemukiman mereka dan juga banyaknya yang bersekolah,” tegasnya.

Yang jelas bagi masyarakat yang memiliki lahan sawit pendapatan per bulannya rata-rata mencapai Rp5 juta tahun 2009 lalu namun untuk tahun 2008 lalu puncaknya yaitu per bulannya mencapai Rp9 juta. ”Dengan penghasilan ini membuktikan kebun sawit menyejahterakan masyarakat atau menperkaya masyarakat,” tegas-nya.

Kecewa dengan Kampanye Anti Sawit
Keberadaan perkebunan sawit terus mendapat tekanan saat ini, sehingga untuk ekspansi perkembangan perkebunan sawit untuk mensejahterakan masyarakat bisa tersendat. Salah satu tekanan didapatkan yaitu adanya kampanye anti sawit yang terus-menerus terjadi.

Padahal terjadinya kampanye anti sawit atau penghentian ekspansi perkebunan sawit hanya persaingan bisnis minyak nabati di dunia. Menurut Joko, persaingan itu terutama terjadi antara bisnis minyak sawit dengan minyak kedelai. Karena untuk saat ini, penguasaan pangsa pasar minyak sawit terbesar di dunia yaitu sebesar 32 persen dan untuk minyak kedelai sebesar 26 persen. ”Ini puncak dari kampanye buruk dikembangkan, sehingga orang tak mau menanam kebun sawit,” jelasnya.

Dikatakannnya, isu anti sawit ini terus berkembang sejak tahun 1980 dinyatakan sebagai minyak mengandung kolestrol. ”Setelah penelitian ternyata sangat rendah,” lanjutnya.

Kemudian ada lagi kampanye kebun sawit penyebab polusi dan merusak lingkungan muncul tahun 1990. Kemudian tahun 2000 muncul lagi kampanye kebun sawit penyebab habisnya orang utan dan hilangnya biodiversity, dan tahun 2010 sekarang ada lagi tuduhan industri sawit penyebab kerusakan iklim dunia. Padahal perkebunan sawit hanya 6,5 persen di dunia. Untuk per tahunnya hanya memakai lahan 300.000-400.000 hektare.

”Untuk dapat 140,6 juta ton minyak sawit hanya memanfaatkan 243,4 juta hektare kebun sawit saja. Sedangkan untuk kacang kedelai dan bunga matahari dua kali lipat dari lahan sawit untuk mendapatkan sebanyak itu. Jadi sawit atau kedelai dan bunga matahari merusak lingkungan karena ekspansi lahannya?” ungkapnya.

Perusahaan Tetap Perhatikan Lingkungan
Perkebunan sawit di Indonesia tetap memperhatikan lingkungan dan memanfaatkan segala yang ada di dalam perkebunan dan sisa hasil produksi sawit. Seperti dikatakan Head Divisi Tata Kelola Lingkungan PT Astra Agro Lestari, Slamet Riyadi, bahwa untuk perkebunan dan industri sawit tak merusak lingkungan karena hampir semua limbah produksi sawit bisa dimanfaatkan.

Misalnya tangkai tandan sawit bisa dimanfaatkan untuk pupuk, begitu juga limbah cairnya bisa dimanfaatkan untuk pupuk dan saat ini masyarakat banyak memintanya. ”Dengan adanya limbah cair itu, kita di perusahaan sangat menghemat pupuk. Dan sekarang masyarakat banyak meminta namun kita tetap membatasinya,” jelas Slamet Riyadi.

Kemudian untuk pengelolaan limbah perusahaan sawit terutama PT AAL tetap memperhatikannya dengan serius dan membuat tempat khusus. ”Tapi tetap saja ada yang mengatakan kalau lahan untuk penampungan limbah mencemari lingkungan, tentu ini tak betul,” jelasnya.

Untuk pemanfaatan dan menjaga lingkungan pihak PT AAL juga melakukan konservasi beberapa hewan. Misalnya mempertahankan burung hantu di dalam perkebunan sawit. Kemudian burung helang, kelelawar, monyet ekor pendek atau ekor merah dan hewan lainnya. ”Ini tetap kita jaga sampai saat ini,” kata Konservasi Spesialis PT AAL, Bandung Sahari, dalam persentasinya.

Diakuinya, pihak perkebunan juga mempertahankan hutan sebagai batasan untuk perkebangan hewan dan biota yang ada di dalamnya. Kemudian juga mempertahankan danau atau membuat waduk agar tak terjadi kekeringan air di daerah tersebut. Bukan hutan gambut atau hutan keras lainnya saja, hutan bakau juga dipertahankan. ”Ini kita lakukan di seluruh perusahaan milik PT AAL baik di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi,” tegasnya.

Masyarakat Tetap Jadi Perhatian
Untuk kelanjutan pembangunan daerah pemukiman masyarakat di perkebunan dan juga masyarakat di sekitar perkebunan, PT AAL berupaya melakukan berbagai upaya. Salah satunya melakukan pemerataan pembangunan bagi masyarakat sekitar dan memberikan perhatian khusus agar bisa maju.

Misalnya memberikan perhatian kepada masyarakat dalam pembuatan kebun dan tidak memberikan begitu saja. Sebab PT AAL mengajarkan masyarakat membuat kebun. Jadi dari awal masyarakat dilibatkan membuat kebun sehingga kebun tersebut bisa menghasilkan. Dengan cara begitu masyarakat dipastikan tidak akan menjual kebun mereka, karena kebun tersebut dibuat dari keringat mereka.

”Jadi saat ini bukan lagi memakai sistem memberi ikan atau memberi pancing. Akan tetapi mengajarkan masyarakat bagaimana membuat pancing sehingga bisa mendapatkan ikan. Dengan begitu pastilah masyarakat sangat menyayangi pancingnya karena bisa menghasilkan ikan untuk hidup mereka,” jelas Kepala Comunity Deplovment (CD) PT AAL, Freddy TH Sinurat.

Kemudian pihak perkebunan swasta ini juga telah melakukan berbagai upaya untuk pendidikan, salah satunya mendirikan sekolah dengan kurikulum nasional plus. Saat ini sudah dibangun sebanyak 23 tersebar di beberapa daerah. Terutama dari tingkat PAUD, TK, SD dan SMP. ”Ini terus kamilakukan agar masyarakat mendapat pendidikan layak, terutama masyarakat yang ada di dalam perkebunan dan di sekelilingnya

4 komentar:

Bakharuddin mengatakan...

Walaupun sebagian besar produksi adalah hasil dari perkebunan besar milik Perusahaan, mudah-mudahan tetap dapat memberi dampak ke masyarakat luas (miskin) di Propinsi Riau

Unknown mengatakan...

dari industri bisa diamnfaatkan, bbahkan limbahnya juga bisa dimanfaatkan,, luar biasa

Unknown mengatakan...

sekarang harga sawit anjlok gan..................

dracing mengatakan...

tetap saja kalo ada intervensi harga sawit jadi turun terus,,black campaign itu menjadikan persaingan yang kurang fair.

Posting Komentar

Berikan Komentar terbaik anda, lebih dari satu komen no problem,sekarang zamannya bebas berekspresi.