08 Maret 2009

KPU MANDUL ?


Tempo hari saat menyaksikan pertandingan Bola Kaki Divisi Utama Liga Indonesia antara PSPS Pekanbaru dengan Persisam Samarinda saya dan penonton lainnya meneriaki kurus mandul, eh ngak tahunya si kurus kurniawan dwi julianto malah mencetak gol kegawang psps pekanbaru, sekarang saya memberi judul artikel saya dengan KPU mandul,dengan harapan KPU dapat berbuat lebih baik.

Pesta Demokrasi sebentar lagi, ingat 9 April nanti,tentunya kita semua sudah punya jago atau mungkin golput seperti saya, saya berdosa besar nih bakal masuk neraka karena ada fatwa golput haram (he..he...)

Kenapa saya bisa golput ? Saya heran dengan kinerja KPU kota Pekanbaru, sampai saat ini saya belum terdaftar sebagai daftar pemilih tetap (DPT), sebelumnya KPU telah membuat statement bahwa data DPT di Pekanbaru sudah tidak masalah buktinya saya.anggota KPU ternyata lebih berdosa dari saya karena dia menyebabkan saya tidak dapat memilih, nantinya saya punya teman di neraka. Ada apa dengan KPU kota Pekanbaru, ternyata hal ini bukan saja dialami oleh KPU Pekanbaru, hampir semua di wilayah Indonesia KPU nya melakukan hal yang sama, lebih kurang 35juta warga yang tidak terdata oleh KPU demikian pernyataan yang dilansir oleh Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR Ignatius Mulyono.

Menurut saya data DPT di KPU Kota Pekanbaru tidak sinkron dengan data kependudukan dinas kependudukan catatan sipil kota Pekanbaru, ya bagaimana mungkin sinkron untuk membuat sebuah KTP di Kota Pekanbaru membutuhkan waktu berminggu-minggu bahkan 1 bulan, mungkin saja data yang ada di KPU Kota Pekanbaru adalah data pemilih pada saat pilpres, saya katakan data lama yang tidak up to date, karena pada saat pilpres saya tidak terdaftar karena sedang menuntut ilmu diYogya, kemudian berselang beberapa tahun kemudian ada Pilkada Langsung pemilihan Walikota di Pekanbaru saat itu saya berada di Pekanbaru dan saya tidak termasuk dalam DPT, kemudian sekarang pemilu lagi saya juga tidak terdata dalam DPT artinya KPU Kota Pekanbaru masih menggunakan data yang lama.

Saya merasa tidak sebagai warga negara indonesia karena tidak mendapatkan hak untuk dipilih dan memilih sebagaimana termaktub dalam UUD 1945, mungkin saya warga negara Riau yang merdeka, Kemana nih Gaung Riau Merdeka ? Hilang dari peredaran (peace no distengrasi bangsa. Hak untuk memilih telah hilang, hak untuk dipilih ? he..he.. sebelumnya pernah sih seperti pinanganlah atau tawaran untuk bergabung menjadi caleg disalah satu partai, tawaran datang dari senior di KAHMI dan HMI,alhamdulillah saya tolak,karena kurang PD un tuk menjadi caleg.

Saya menilai KPU begitu mandul dan lemah tidak berdaya, paling-paling hanua bisa berdalih keterbatasan anggaran dan SDM,kok anggaran terbatas dengan anggaran yang ada saja anggota KPU bisa korupsi (red. anggota KPU terdahulu, sosialisasi yang dilakukan KPU pun kurang, sosialisasi yang dilakukan KPU terasa kurang, iklan di TV tidak dapat disaksikan oleh semua warga, karena tidak semua warga yang memiliki TV dan tidak semua tempat di Indonesia dialiri listrik, lalu bagaimana dengan sosialisasi terhadap tuna netra,tuna rungu, buta huruf dan yang lainnya. Ada juga seperti baleho caleg dipajang dijalan-jalan, baleho berwarna hitam berukuran kecil yang bertuliskan cara memilih yaitu contreng, tapi orang awam yang tidak terlalu mengerti pasti akan mengatakan itu sebuah iklan rokok. Belum lagi persoalan caleg yang lulus verifikasi pemilu dan persoalan lainnya yang lebih kompleks

Sekali lagi bravo KPU, kerja lebih baik dan profesional karena kalian yang disana di KPU adalah orang pilihan.

10 komentar:

realrin mengatakan...

waahhh..
bsok bkalan jd pemilu pertama gw ney..
ahahaha bingung ney!!!

Anonim mengatakan...

Memohon dukungannya untuk ikut berkampanye damai. Thank's

Anonim mengatakan...

Ri, semakin-makin aja kau ni ha semakin kritis, itu yang aku suka sama kau nih.
Hati2 nanti dipenjara lagi ya, he..he...
Kapan lagi kita berdemo. Salam buat rekan2 di Riau.
(Hendri Dunan)

Anonim mengatakan...

Jadi ingat dulu kita bersama-sama kawan HMI jadi panwaslu Forum Rektor.
Pye kabare wak.
(Forum Rektor Simpul Bantul Yogyakarta)

Ge Siahaya mengatakan...

Mas, saya malah baru tau bhw MUI bisa menentukan siapa2 saja yg masuk surga atau neraka dengan ber-fatwa, waduh... waduh.. waduh... TUHAN dimana dong otoritas-nya? Hihi, sori, saya malah jadi mikirin itu krn baca posting ini, hehe.. *bersyukur saya bukan termasuk yg diikat fatwa, setidaknya saya ga merasa ngeri krn mikirin mau golput atau goltam, heheheheee...*

Anonim mengatakan...

artikel yang menarik, punya wawasan luas, salut kwn..cheers

Anonim mengatakan...

yah..artikel yang kritis, mudah2han dibaca sama petinggi2 di KPU biar mereka sadar kekurangannya. dan segera memperbaiki diri sebelum terlambat

bayu mengatakan...

saya sependapat dengan mas eri kita harus berani mengekritik nasib mas sama dengan nasib saya. hidup kita selalu berpindah -pindah

Anonim mengatakan...

Tak paham lah...

www.katobengke.com mengatakan...

wah kamu blom masuk angota daftar pemilih...kok bisa...
mang kamu kagak punya KTP....

aq jga nih sama kasusnya dengan kamu......

yah biasalah namnya juga KPU
komisi paling udik yang suka ...???

jangan lupa singgah yah ada pertayaan buat kamu

Posting Komentar

Berikan Komentar terbaik anda, lebih dari satu komen no problem,sekarang zamannya bebas berekspresi.