01 Juli 2009

YOGYAKARTA KOTA PELAJAR

Tepatnya hari ini 8 tahun yang lalu saya bersama 3 orang teman melakukan perjalanan panjang, perjalanan panjang selama 2 hari 3 malam menuju Kota Yogyakarta. Dengan modal nekad saya bersama teman meninggalkan Pekanbaru kota tercinta untuk sebuah cita-cita. Inilah perjalanan terpanjangku selama 2 hari 3 malam melintasi Pulau Sumatera,menyeberangi Selat Sunda,sebuah harga yang mahal untuk mengejar cita-cita.

Saat tiba di Yogya saya bingung mesti kuliah kemana, terlalu banyak universitas, pikiran saya saat itu tidak salah jika Yogyakarta disebut dengan kota pelajar. Apakah sekarang Yogyakarta benar-benar kota Pelajar ?
Lebih kurang 4 tahun saya disana,menjadikan saya sebagai Sarjana Proposal (Sudah berapa banyak duit gratis ya yang saya nikmati dari proposal), sarjana fotocopy (setiap mau ujian fotocopy catatan teman). Tak apa yang penting cumlaude IPK 3,53. Di Yogyakarta saya juga mengenal Rusli Zainal Sang Visioner saat itu beliau masih menjabat sebagai Bupati Kabupaten Indragiri Hilir,Rusli Zainal Sang Visioner hadir dalam rangka undangan Mahasiswa Indragiri Hilir yang ada di Yogyakarta.

Saat itu yang ada dalam pikiran saya Yogyakarta adalah kota pelajar dalam satu jalan saja ditemukan beberapa kampus, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Yogyakarta saja tahun 2005-2025 mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan, boleh juga nih Walikota Yogyakarta disebut Sang Visioner,seperti Rusli Zainal Sang Visioner.

Apakah sekarang kota Yogyakarta,benar-benar sebagai kota pelajar/kota pendidikan ?


Di saat ini, sepertinya Bandung dan Malang akan menggusur Yogyakarta, sebagai kota pendidikan. Malah sekarang sudah banyak perguruan-perguruan tinggi modern tumbuh di kota-kota lain. Bila “kota pendidikan” mengandalkan pada banyaknya tempat-tempat pendidikan, sekolahan, kampus-kampus yang modern dengan perangkat pendidikan yang lengkap dan maju; mungkin saja bisa jadi Yogyakarta tidak dapat mengejar, alias dapat tertinggal. Sedangkan pada tahun 60-an Yogyakarta terkenal menjadi kota-pendidikan, bukan karena lulusan (yang sekedar) cerdas-terampil, namun dalam hal lulusan yang memiliki karakter. Sedangkan karakter atau watak, memang dapat terbina oleh pendidikan yang harus diampu oleh guru yang menurut semboyan Taman Siswa dinamakan dengan pamong (ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani). Bukan hanya sekedar cerdas dalam kemajuan ilmu-teknologi. Maka bila Yogyakarta ingin lestari menjadi kota pendidikan sebagaimana pada jaman tahun 60-an, perlu ditanyakan, apakah masih ada pendidikan budi-pekerti luhur yang mengukir watak negarawan terhadap para lulusan perguruan tinggi. Apa kini masih ada pondokan bagi anak kos yang induk-semangnya sedemikian memperhatikan terhadap anak asuhnya ? sekarang orang membuka pondokan kos bagi mahasiswa-pelajar menyediakan kamar kos hingga sejumlah 16. Apa mampu memperhatikan anak kos sejumlah 16 dengan baik ? Menganggap anak kos bagaikan anak atau calon menantu sendiri?

Hadirnya sarana ekonomi dan hiburan yang kini telah menyita perhatian mahasiswa. Sehingga perkuliahan pun menjadi terganggu, tidak murni lagi seperti 10-20 tahun lalu. Penurunan jumlah mahasiswa selama beberapa tahun terakhir juga menindikasikan bahwa Yogyakarta bukan lagi dianggap menjadi tempat belajar yang menyenangkan. Hal ini masih ditambah dengan fenomena dan citra yang buruk dengan Yogyakarta. Berapa banyak teman saya di Yogyakarta menjadi budak narkoba dan minuman keras, menjadi budak dunia malam dengan kehidupan free sex, menjadi ayam kampus yang menjadi idola para pemain asing sepak bola dan juga menjadi idola artis-artis atau band yang manggung di kota Yogyakarta (saya masih ingat ketika mengadakan acara band dikampus,band cukup terkenal di Indonesia,mereka para personel band meminta ayam kampus, mau tidak mau kami panitia menuruti keinginginan band papan atas tersebut).

Ketika melintasi jalan-jalan di Yogyakarta selalu kita jumpai anak-anak mengais nafkah. Setiap kali mata memandang, hati kita mungkin menaruh iba menyaksikan mereka hidup belum saatnya. Pemandangan anak-anak di jalan-jalan kota harus diakui memang memilukan, tapi itulah fakta yang kerap kali kita saksikan. Di kota pendidikan itu, anak-anak usia sekolah ternyata belum sepenuhnya menempuh bangku pendidikan. Di jalan-jalan kota, kita juga menyaksikan iklan-iklan produk rokok menyingkirkan pesan-pesan moral di ruang publik. Dapat dikatakan, unsur yang bersifat mendidik dari iklan luar ruang di kota itu sangatlah minim.

Kini satu persatu tunas muda bersemi.Yogyakarta bakal ramai ribuan calon mahasiswa Seluruh Indonesia bahkan dari luar negeri hilir mudik nyari kampus buat belajar, adek-adek belajar yang rajin yaaa, biar besok jadi dokter..." ^_^

Semoga Yogyakarta mampu menjadi seperti dulu kala. Yogyakarta Kota Pelajar, Kota Pendidikan.

36 komentar:

ellysuryani mengatakan...

Saya pengen sekali kesana lagi Eri. Yogyakarta, tunggu saya.

Unknown mengatakan...

Rajinlah belajar supaya menjadi akuntan nak...


Siapa yang mau ke Jogja mampir di tempatku, tapi saya adanya sbtu dan minggu

ranny mengatakan...

semoga yogyakarta bisa kembali menjadi kota pendidikan yang seutunya...miris juga denger cerita gimana kehidupan anak2 kuliahan disana
salam kenal :)

Ronaldo Rozalino, S.Sn.,M.Pd mengatakan...

Kota pendidikan yang sudah terkontaminasi doktrin barat

Kharianto mengatakan...

pertahankan terus nama jogja sebagai kota pendidikan,,,

tito mengatakan...

selain kota pendidikan, salah satu kota yg indah dan bersih yg pernah sy kunjungi, good post! :D

Seti@wan Dirgant@Ra mengatakan...

Ada Award untuk Bang Eri, semoga sudi diterima.

Unknown mengatakan...

walau baru sekali ke yogya, aku suka kota ini. warganya ramah2.

riri maysyuri mengatakan...

wahhh jogja...sepertinya orang2nya ramah...aku senang kalo bisa kenal lebih jauh dengan orang-orang jogja dan sekitarnya.......

andie mengatakan...

pengen kesana tapi ga jadi-jadi bang!
hehehee :D:D:D
katanya ceweknya cakep-cakep.
heheh :D:D:D
UUOOOHHH!!!

cikiciki bang!

Kyudo mengatakan...

tulisan yang mengesankan...
kita berharap jogja menjadi kota pendidikan seperti dahulu..

moratmarit mengatakan...

JOgJaku tercinta, akan selalu menjadi kota Pendidikan,,:)

Bang Del mengatakan...

Mas Eri, kalau boleh saya berpendapat. Boleh la ya.. Kota Jogja memang kota pelajar. Namun kota pelajar yang bagaimanakah? Sekarang Jogja sudah semakin dicemari oleh kehidupan gaya metropolitan. Tidak seperti dulu saya di jogja, tatakrama dan sopan santun masih dijunjung tinggi. Namun sekarang sungguh jauh dari nilai etnic yang dimiliki Jogja itu sendiri. Salam dan salam kenal mas Eri.

bunga raya mengatakan...

berkunjung kerumah sahabat mencari sesuatu...salam hangat selalu sahabatku

Anonim mengatakan...

Yogyakarta berhati nyaman dan selalu indah untuk dikenang. jogja akan tetap dan selalu menjadi kota pelajar

ekosulistio mengatakan...

gimanapun jogja.. tetap semangat kuliah.....

Suara Petualang mengatakan...

yah...hal itu mungkin saja terjadi....
Intensitas mahasiswa yang masuk ke Yogyakarta lebih sedikti di banding tahun2 sebelumnya...

Hingga sekarang saya juga masih betah di Yogyakarta

attayaya mengatakan...

lho sama dong ri
aku 8 tahun lalu juga di jogja
kalo ke pogung pasti ketemu deh ma aku

Tukang Komen mengatakan...

Pendidikan oh pendidikan di negeri ini... apakah semakin hari semakin berkualitas...? silahkan menilai sendiri dengan nalar masing-masing

Fanda mengatakan...

Pulang ke kotamu...
Ada setangkup haru dalam rindu...
hehehe...kok jadi nyanyi.
Tp ke Yogya memang selalu ada suasana tertentu yg bikin kangen.

aa mengatakan...

waduh bagus juga tu mas....mengharukan
oya aku baru bisa mapir kali ini ma'af ya mas,,,
karna karna lah pokonya,,,
dah lama ni aku ga ada mampir2 tpt teman2
makasih ya mas atas kunjungan nya yang sudah sekian lama aku ga balas kunjungan dari mas..

PRof mengatakan...

IjoPunkJUtee dukung Bang Eri, Support to Eri Comunicator.

Juliawan mengatakan...

hmm sekarang yang menikmati pendidikan cuma anak-anak orang kaya gak tau juga deh entar kondisi bangsa ini gmn kedepannya hmm...salam kenal ya bro and salam kenal semuanya :D

MOCHAMMAD FATHONNY LESSY mengatakan...

pendidikan?? secara nyata mungkin karena banyaknya instansi pendidikan baik negeri maupun suasta jadi dinamakan kota pendidikan . . . tapi sesungguhnya?????? mana kita tahu???


tapi untuk pariwisata, saya acungi jempol untuk jogja

Unknown mengatakan...

mampir aja bentar.

bunga raya mengatakan...

berkunjung pagi cari secangkir kopi nih...mudah2an semua sehat dan lancar selalu dalam menjalani aktivitasnya

admin mengatakan...

thanks bos kunjungannya.

kunjungi http://tinyurl.com/untung2009 yah...

JO mengatakan...

kangen mau kesana lagi
kapan ya.....

nationalinks mengatakan...

kapan ya gue bisa jalan2 k jogja. he he he
pa kabar fren lama ga mampir nih

Arif Santoso mengatakan...

weh jogja!!!! kota saya neh...kapan ke jogja, mampir ke t4 saya...

adwidas mengatakan...

mmmm...jadi kangen jogja..:)

tapi sekarang jogja udah ga serame th 99an...

Suara Petualang mengatakan...

mas, LinkBack Blognya ya...sekalian coment juga..heheheheh..

Salam Lestari..

reni mengatakan...

Aku jadi kangen sekali dengan Yogyakarta nih.

animation,money n more mengatakan...

aku pernah dulu ke yogyakarta emang enak suasana kota ini jadi pengen lagi kapan ya....tapi pengennya gratisan....he..he...

sumbara mengatakan...

numpang lewat bro...

Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang mengatakan...

Jogja semoga tak berubah, dan akan selalu menjadi ikon pendidikan yang tak terpengaruh kemajuan zaman modernisasi.

Posting Komentar

Berikan Komentar terbaik anda, lebih dari satu komen no problem,sekarang zamannya bebas berekspresi.