15 September 2010

Harga Sebuah Keperawanan, Keikhlasan dan Pengorbanan

Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima . Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok.

Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.

Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa.

Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya:

"Maaf, nona ... Apakah anda sedang menunggu seseorang?"

"Tidak!" Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.

"Lantas untuk apa anda duduk di sini?"

"Apakah tidak boleh?" Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam..

"Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami."

"Maksud, bapak?"

"Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini"

"Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang, izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual" Kata wanita itu dengan suara lambat.

"Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini?"

Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.

"Ok,lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. ''

"Saya ingin menjual diri saya," Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.

"Mari ikut saya," Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya.

Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperatif karena ada secuil senyum di wajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu.

Di koridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.

"Apakah anda serius?"

"Saya serius" Jawab wanita itu tegas.

"Berapa tarif yang anda minta?"

"Setinggi-tingginya."

"Mengapa?" Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.

"Saya masih perawan"

"Perawan?" Sekarang petugas satpam itu benar-benar terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini.. Pikirnya

"Bagaimana saya tahu anda masih perawan?"

"Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan.. Ya kan ...''

"Kalau tidak terbukti?"

"Tidak usah bayar ..."

"Baiklah ..." Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan.

"Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda."

"Cobalah."

"Berapa tarif yang diminta?"

"Setinggi-tingginya."

"Berapa?"

"Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa?"

"Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya."

Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu.

Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah.

"Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana?"

"Tidak adakah yang lebih tinggi?"

"Ini termasuk yang tertinggi," Petugas satpam itu mencoba meyakinkan.

"Saya ingin yang lebih tinggi..."

"Baiklah. Tunggu disini ..." Petugas satpam itu berlalu.

Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.

"Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana?"

"Tidak adakah yang lebih tinggi?"

"Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap
saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama-sama butuh..."

"Saya ingin tawaran tertinggi..." Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.

"Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya. Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit. Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli." Kata petugas satpam itu dengan agak kesal.

Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift.

Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua.

"Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat?" Kata petugas satpam itu dengan sopan.

Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh wanita itu...

"Berapa?" Tanya pria itu kepada Wanita itu.

"Setinggi-tingginya" Jawab wanita itu dengan tegas.

"Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang?" Kata pria itu kepada sang petugas satpam.

"Rp.. 6 juta, tuan"

"Kalau begitu saya berani dengan harga Rp. 7 juta untuk semalam." Wanita itu terdiam.

Petugas satpam itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawaban bagus dari wanita itu.

"Bagaimana?" tanya pria itu.

"Saya ingin lebih tinggi lagi ..." Kata wanita itu. Petugas satpam itu tersenyum kecut.

"Bawa pergi wanita ini." Kata pria itu kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamar dengan keras.

"Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual?"

"Tentu!"

"Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu ..."

"Saya minta yang lebih tinggi lagi ..."

Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang. Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya.
"Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba encari penawar yang lainnya."

Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya.

Sudah sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya.

"Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang 25 juta Rupiah. Apakah itu tidak cukup? " Terdengar suara pria itu berbicara. Wajah pria itu nampak masam seketika.

"Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu. Kan sudah seminggu lebih kita engga ketemu, ya sayang?! ''

Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita.

Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria itu. Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada Pria itu:

"Pak, apakah anda butuh wanita ... ???"

Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan wajahnya.

"Ada wanita yang duduk disana," Petugas satpam itu menujuk kearah wanita tadi. Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini.

"Dia masih perawan.."

Pria itu mendekati petugas satpam itu. Wajah mereka hanya berjarak setengah meter.

"Benarkah itu?"

"Benar, pak."

"Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu ..."

"Dengan senang hati. Tapi, pak ...Wanita itu minta harga setinggi-tingginya."

"Saya tidak peduli ..." Pria itu menjawab dengan tegas.

Pria itu menyalami hangat wanita itu.

"Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah ...." Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.

"Mari kita bicara di kamar saja." Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada petugas satpam itu.

Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya.

Di dalam kamar ...

"Beritahu berapa harga yang kamu minta?"

"Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit"

"Maksud kamu?"

"Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih ...."

"Hanya itu ..."

"Ya ...!"

Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Pria ini sadar, bahwa di hadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai. Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanta ini tidak melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.

"Siapa nama kamu?"

"Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar ..." Kata wanita itu

"Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar."

"Kalau begitu, tidak ada kesepakatan!"

"Ada !" Kata pria itu seketika.

"Sebutkan!"

"Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu ke rumah sakit. Dan sekarang pulanglah ..." Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.

"Saya tidak mengerti ..."

"Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar ..."

"Dan, apakah bapak ikhlas...?"

"Apakah uang itu kurang?"

"Lebih dari cukup, pak ..."

"Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal?"

"Silahkan ..."

"Mengapa kamu begitu beraninya ..."

"Siapa bilang saya berani. Saya takut pak ... Tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya ke rumah sakit dan semuanya gagal. Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu. Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` ... Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah keyakinan ..."

"Keyakinan apa?"

"Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhan lah yang akan menjaga kehormatan kita ..." Wanita itu kemudian melangkah keluar kamar. Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata:

"Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini ...?"

"Kesadaran..."

Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.

"Kamu sudah pulang, nak"

"Ya, bu ..."

"Kemana saja kamu, nak ... ???"

"Menjual sesuatu, bu ..."

"Apa yang kamu jual?" Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda itu hanya tersenyum ...

Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakan. Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan ....

"Kini saatnya ibu untuk berobat ..."

Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata:

"Tuhan telah membeli yang saya jual..."

Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam taksi dengan hati-hati dan berkata kepada supir taksi:

"Antar kami ke rumah sakit, pak..."

Sumber: Anynomous

45 komentar:

Robert Mendonca mengatakan...

hehehe menarik sekali ceritera ini, makasih buanyak tapi gimana kelanjutan ceritera ini...mohon izin ya tuk Copy Paste

jeriova mengatakan...

keren adn mantabs ceritanya sob..banyak pelajaran yang bisa diambil dari cerita tersebut

Blogger Ceria mengatakan...

ceritanya bagus banget..
cewenya keren.. :D :D

ellysuryani mengatakan...

Berapa harga yang kamu minta nona ? seharga kesembuhan penyakit ibu saya, jawab perempuan itu tegas. Baiklah kalau begitu, ini uang untuk ibu kamu berobat kata si pria tenang. Ini kartu nama saya, hubungi saja lagi kalau anda perlu. Dua minggu kemudian mereka menjadi sepasang kekasih semuanya berakhir dengan kebahagian kedua belah pihak. Hehehe, kejadian yg terakhir itu happy ending ala melayu dan India, untung itu tidak terjadi pada cerita yang ditampilkan eri tad. Nice posting sobat, senang membacanya.

Ganesha mengatakan...

keren banget ceritanya!! jangan lupa kasih komen yah di blog aku.. =)

http://www.dewagajah.co.cc

pea paser mengatakan...

nice story....
tp nekat jg tuh ceweK :D

bunga raya mengatakan...

sungguh merupakan sebuah cerita yang sangat mengandung arti mendalam banyak pelajaran yang bisa di ambil bagi kita.jujur ku akui merinding bulu kuduku ketika ku membaca cerita ini.mengandung sejuta resiko dalam keikhlasan seorang wanita dalam mengabdi kepada ibunya. sepuluh jari ku acungkan untuk bang eri

Dinoe mengatakan...

Cerita yg penuh pesan moral..

Ivan Rahmadiawan mengatakan...

Wah, wanita memang mempunyai harta berharga. Dan itu seharusx tdk dpt d uangkan, melainkan di berikan kpd org yg pantas mendapatkanx. Siapa itu....?

buwel mengatakan...

wuih, penuh hikmah yang dpat diambil mas...
makasih...

attayaya mengatakan...

aku bingung, nih cewek berani ato nekat ato bodoh

attayaya mengatakan...

ato malah ga ada imannya

but it's nice posting

Anak Nelayan mengatakan...

"Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhan lah yang akan menjaga kehormatan kita

black_id mengatakan...

wanita ini adalah orang yang beruntung...

beruntung bertemu seorang pria yang tiba2 berubah menjadi baik,,

dan pria itu juga beruntung karena bertemu dengan orang yang mampu membuatnya sadar...

cerita yang menarik...

Tisti Rabbani mengatakan...

apa msh ada spt tokoh laki2 yg memberi uang pd sang gadis di kehidupan nyata ini???
saya kok meragukannya..

laki2 kan ibarat kucing garong..

Rantaro mengatakan...

nice story mas
seru nih cerita nya, tapi di dunia nyata masih adakah orang seperti bapak2 itu?? yang mau membeli keberanian.

Unknown mengatakan...

kyknya pernah baca cerita ini deh. tapi dimana ya?

indra putu achyar mengatakan...

hmmmm.... dibalik semua kisah tersimpan hikmah... saya percaya itu. :D
sungguh maha adil Tuhan pencipta muka bumi ini beserta isinya ini.... subhanallah...

eppie-cool mengatakan...

dimana ada keberanian maka kesadaran yang akan dirasakan. Kisah dua orang yang ditinggikan harkatnya oleh NYA. nice post.

Yanuar Catur mengatakan...

buagus banget nih ceritanya
mengugah kesadaran kita semua..
tapi kayaknya (kalau nggak salah) pernah baca ini dech.persis..
tapi dimananya itu saya yang lupa??

Kurniadi Bulhani mengatakan...

nice post....

beheppy mengatakan...

duh..serem ceritanya...
tapi intinya apa ya???

IjoPunkJUtee mengatakan...

KEberanian untuk berkorban demi orang yang disayang....

BAng Eri...., cerita yang sungguh menyentuh.....

IHSAN mengatakan...

sebuah renungan untuk sebuah keikhlasan yang melahirkan kesadaran

MANTAP boss

ReGiE mengatakan...

bagaimna bila aku...
Bukan perawan seperti yang engkau mau
Mungkin saja dulu ku pernah ternoda
Apa bedanya bila aku mencinta

Bisakah bila kau hapus
Sempitnya pikiranmu tentang arti cinta
Seandainya dulu kau berlumur dosa
Sekali ku cinta tetap cinta????

lyrik lagumbak helena.....


bg eri mudah2han laki2 yang sipit di dalam hotel itu bukan bg eri ya..hehehehehehh....piezzzzzzz

Menurut pandangan agama, keperawanan memang harus dijaga benar sampai pernikahan yang sah. Karena bila keperawanan hilang karena manisnya madu yang direguk sebelum waktunya, maka dianggap zina dan terhitung sebagai dosa besar

Anonim mengatakan...

perjuangan dan pengorbanan hidup yang benar2 di luar akal pikiran manusia..

dalam cerita ini, kita dapat ambil hikmahnya... Kejujuran. Kejujuran adalah segalanya..

reni mengatakan...

Wow.., keren banget tuh ceritanya !! Pengorbanan yang luar biasa atas dasar cinta... Hebat..!!

Unknown mengatakan...

wahahaha...........mantap ceritanya bang,penuh makna.lawpun lumayan capek juga mbacanya,pi setelah baca.
wah....asyik juga alur ceritanya;
nice posting bg'

Unknown mengatakan...

Kalo seandainya saya jadi gadis itu
apa saya seberani itu?
ceritanya bagus mas..
memang perlu keberanian tinggi masuk ke kandang singa..

i'disastra mengatakan...

wuh.. cerita yang bagus.. tapi disini terjadi dilema, anatar pengrobanan dan ketaqwaan . menurut saya tetap saja wanita itu salah kan banyak cara lainnya untuk mendpatkan uang, beruntungnya dia bertememu dengan pria yang memiliki banyak masalah dengan istri simpanannya.


Nice Posting Eri

ari mengatakan...

Sebuah fenomena hidup yang bisa saja terjadi di mana saja, dan kapan saja, di bagian manapun di dunia.

pariuak_bareh solok mengatakan...

banayka sekali yang bisa di sampaikan oleh tulisan ini...ssemoga yang ikut membacanya bisa mengambil hikmah nya

FATAMORGANA mengatakan...

kepingin rasanya ketemuan ama gadis itu...

bang fiko mengatakan...

Jadi berapa sebenarnya Bapak itu membayar? Hmmmm...

senoaji mengatakan...

pernah baca kang..

verdhira dinanti mengatakan...

speechless bg...ceritanya mantabh...:)

bunga raya mengatakan...

perjuangan itu adalah pengorbanan, siapa yang berkorban dengan ikhlas niscaya akan membuahkan hasil yang ikhlas pula

attayaya mengatakan...

ga mungkin lah ri
lha aku ini cuma kroco-kroco aja
ta mutinoo... ta mutin
hehehehe
menteri keuangannya tuh eri communicator aja

None mengatakan...

waaoooooooooooowwww,,keren,,
belajar keyakinan diri lagi ni aku !
percaya diri dan percaya bahwa tuhan memang maha adil !

Admin mengatakan...

Hebaaaattttttttttttttt.......
Tapi semilyar satu kemungkinan itu terjadi.
BTW, tergugah hati ini bahwa ketika kita mau berkorban untuk yang lain, sesungguhnya ada yang menjaga pengorbanan itu lalu menggantinya dengan balasan yang sepadan, bahkan berlipat. Tapi yang jadi pertanyaan kapan itu terbalas. Ketika kita hidup, atau kelak di sana.

Lina mengatakan...

waw....subhanallah banget!!
klo ada kesulitan apapun pasti ada aja jalan klo kita tawakal. amin.

febriansyah.biz mengatakan...

"waw..."
udah cuma itu doank!

semoga kita bisa bertahan untuk keyakinan dah...

suryaden mengatakan...

semoga, nggak harus begitu semua... kasihan

T.Yonaskummen mengatakan...

kadang emang kenekatan sangat diperlukan dalam menghadapi hidup ini

obat herbal XAMthone mengatakan...

pada hakikatnya kalau orang mau berjuang keras dan berkorban demi mendapatkan hal hal yang positif pasti hasilnya selalu positif.
ok deh tuh artikelnya bagus banget karena bisa memberikan nilai positif tentang bagaimana hasil yang baik ketika ber itikad baik.

Posting Komentar

Berikan Komentar terbaik anda, lebih dari satu komen no problem,sekarang zamannya bebas berekspresi.